Turn Back Time
r. Dia tidak bisa tidur sedangkan si bungsu baru bangun tidur dan butuh hiburan. Jadilah dia dengan senang menghibur si bayi. Sesekali senyum le
lang ke troli bayi dan membaringkannya di sana. Mendorong perlahan pergi ke dapur. Dia b
tidak pernah makan di meja yang sama dengan sang istri. Entah istrinya yang makan s
k memanggil bapaknya. Bahkan sekarang sudah mengusak di sebelah kakaknya. Merasakan pergerakan, Tama
Tama dan segera terkejut kar
membuat Tama mengernyit cukup heran karena yang ngotot ingin di
ama menyuarakan r
an bibir mengerucut lucu. Tama tersenyum dan menarik adiknya kembali untuk
umam menjawab. Mereka sudah dilarang makan banyak permen, ibu bilang gigi mereka akan te
n permen yang ia inginkan. Tama mengendus perut bunc
r mengerucutkan bibirnya karena artinya kakaknya tidak mau membeli permen. Dia harus membuju
, masih tersisa banyak tempat buat makan sayur," ujar Fajar beralasan. Pada akhirnya
akan sayur?
yang rasanya begitu aneh di mulutnya. Lantas kakaknya mengatakan sayur itu pahit, jadi di
dimarahin," ucap Tama menakut-nakuti adiknya. Fajar merengek
menangis. Dia mengusap pipi adiknya, "dia makan semua permen adek. Tadi waktu adek tidur dia tiba-tiba r
n cerita adiknya. Lantas dia bertekat untuk membantu adiknya agar mendapat permen yupi t
sudah
rjapkan mata kecilnya melihat suasana asing. Memang bayi satu bulan
elumnya. Sungguh saudara kembar yang tampak harmonis dan saling melengkapi. Lihat saja bagaimana sang
at kode dari adiknya. Dia meminta dengan wajah yang dibuat semem
endengar permintaan itu. Dia sebenarnya biasa saja kalau putranya makan permen, tapi is
Gio. Gio kelepasan tadi saking kagetnya. Dia meringis melihat Faj
bilang ibu," jawab Gio setelah be
seru Fajar membuat si kecil terlonjak kaget. Gio mendelik
Gio tanpa melihat wajah Fajar yan
kali ini lebih keras dan membuat Gio menatap
apa s
malah disuguhi suara tangis Elang. Dia mengambil alih Elang dari suaminya yang tampak ke
Dia membawa Elang keluar membiarkan kedua putranya berurusan dengan bapak mereka. Sudah pasti Fajar ber
El jangan keras-keras! Kamu mau dia sakit? Satu la
knya. Tama menatap galak ada bapaknya yang berani membentak kembarannya. Meskipun Fajar membuat Elang menan
menutupi wajahnya. Dia menangis keras-keras di punggung kaka
an bentak adek!" seru Tama ikutan menangis karena kasihan dengan adik kembarnya. Dad
juga tahu putranya masih kecil dan suka seenaknya sendiri. Dia harusnya memberitahu secara baik-baik dan terus
i Tama mengambil kesempatan. Fajar yang mendengar
k punggung Tama. Tapi, mau bagaimana lagi, rasa bersalah teranjur membuatnya mengangguk. Kerj