Turn Back Time
aiki pesawat. Duduk di kursinya dengan wajah kusut yang tampak begitu kacau. D
a topi. Pasti tertinggal di meja cafe. Tapi, dalam waktu ini dia tidak
encoba merilekskan tubuhnya dan mengistirahatkan tubuhnya. Beberapa hari ini dia selalu bertengkar dengan
wal dia tidak membenci adiknya. Kalau dia memperlakukan Elang dengan baik bisa saja sem
bahkan sempat ragu melangkah menuju ruangan yang tadi dikirimkan Fajar. Dia membuka ponselnya melihat
i tinggal namanya saja. Dia tidak punya banyak kenangan dengan Elang. Apalagi seme
t dan dapat ia lihat keluarganya ada di dalam sana. Menatapnya de
erdiri terpaku menatap pada tubuh terbujur kaku di atas ranjang rumah sakit. Dekapan ibuny
ikan wajahnya di bahu ibunya. Mengungkapkan betapa ia menyesali semuanya
udah tenang, kamu harus menerimanya," bisikan dan usapan ibunya membuat dad
wa di atas ranjang. Dia melangkah lunglai mendekati ranjang tersebut. Men
. Dia kembali menangis saat ingatan masa lalu menamparnya. Wajah ceria
lamanya. Dadanya berdenyut kesakitan. Dia tersiksa melihat wajah yang berkali-kali ia
melihatmu seperti ini," sang nenek berujar dengan lembut. Tangannya membelai
agar nyawa sang adik di kembalikan pada jasadnya. Fajar hanya duduk memandan
itu harusnya dia menyeret paksa kakak kembarnya untuk menemui Elang. Mengatakan bahwa Elang sudah begitu di
suai keinginan remaja itu semasa hidup. Dia bilang ingin me
ermintaan adiknya sendiri dia tidak bisa membantahnya. Dia hanya
aktu bareng nenek," ujar Fajar saat wajah sang kakak ma
a, setegar apapun ia mencoba dia tetaplah seorang wanita yang mengan
kepala dan menyanyikan lagu pengantar tidur atau cerita dongeng. Mem
engar rengekannya. Dia belum bisa menerima ini semua. Tama menemani ibunya yang melantur meminta Elang kembal
ang. Dia memarahi Tama yang tega meninggalkan adiknya di makam sendirian. Tama sendi
Pemuda itu mencoba menenangkan ibunya yang hilang akal sampai akan membuka pintu mobil. Di
tapi Elang itu putraku juga! Jangan tinggalkan
kan mobilnya. Dia merasa berat, sama seperti ibunya. Tapi, dibanding dia menghentikan mobil dia lebih memilih seger
emakin berat melepaskannya. Nenek menyambut dengan wajah menenangkan. Dia memeluk putrinya yang terus m
arena ini," ujar nenek Sarah. Dia menepuk-tepuk punggung putrinya tercinta. Mencob
dan taman kecil berada. Dia duduk sendirian di tempat itu. Menahan diri agar tidak meminta Elang kembali. Dia kini berdoa semoga Elang mendap
pernah ia pedulikan. Awalnya dia menyukai sosok bocah polos yang lahir menjadi adiknya. Dia menemani bocah itu bermain dengan kembarannya