Gendutnya Istriku
sesosok kepala yang menyemb
njung dibukakan pintu. Jadi, ya, aku mau lewat belak
ah, ayo
ilakannya masuk, lalu kami berbincang-bincang di ruang tamu.
gi buta. Dia menyetujuinya. Kami kemudian menyusuri jalan-jalan protokol Kota Semarang yang masih l
an tangan padaku. Aku mengenalinya sebagai
Aku membalas la
nya dan menyamai kecepatank
ya
h gend
da penyakitan." Aku
kan sepedanya yang sempat olen
Y
man anggota klubnya yang berada jauh di depan. Sekejap
Izzah menggerutu. "Untunglah aku lagi baik hati. Kalau tidak, suda
kanya yang ditekuk-tekuk itu sangat l
ta mampir toko alkes kalau pula
gapnya serius. Oleh karena itu, sepulangnya kami bersepeda, kami bena
uknya. Timbangan ini memiliki tingkat ketelitian 0,1 bahkan bisa menghitung persenta
Harganya lebih
megang kartu debit yang berisi semua uangku. Sebulan sekali kartu itu kuminta kembali untuk mencetak semua transaksi
i kemudian memasak berdua karena anak-anak sedang di rumah kakeknya. Setelah makan siang, aku b
r siang. Izzah kemudian membawa dua cangkir kopi di atas nampan.
ata, "Kamu tahu, Man? Kalian tadi seperti angka sepuluh saat saling memeluk. Kamu t
tertawa mendengar leluconnya. T
bu
rlonjak dari sofa yang didudukinya. Aku dan Kahlil berpandang-pandangan
Dia memberikannya padaku. Aku meraihnya dan mulai membaca. Rupanya
kan kuteror." Kahlil tersen
, aku bermaksud kembali tidur siang. Sesampainya
inaku, Mark!" Izzah menangis tersedu-sedu. "Berani-beraninya dia menyebut kami angka sepuluh! Suamiku seperti
ent
u tak sal
hat ke le
uwwaa...!" Tangis Izzah t
untuk melabrak Si Mark tak terkendali.
Zah!" Aku mengge
ia malah bal
pi sengaja melawan perintah yang kuberikan. Dia harus diberi pel
tiga!" Aku mengera
pintuny
dalam kamar, menabrak pingg
Lengan kiriku terasa perih dan pan
tak apa-a
?" Aku ger
zzah garuk-garuk kepala. "Sebenta
m seberapa dibanding nyeri di dalam jiwa. Harga diriku sebagai lelaki
angan. Dia mengoleskannya di lengan kiriku h
obatnya bekerja." Izzah tersenyu
ngan seyum meringis. Sebenarnya nyeri-nyeri ini hampir membuatku menangis. Na
l ketika dia akan p
go. "Buat
i! C
anjang. "Baterai HP-k
mbantah. "Kamu tidak berani ngasih HP-mu karena baru saja menelepon lelaki lain berna
tagfirullah. Kamu menu
ya. Sok suci sekali
. Hati-hati lho Mas kalau bicara. Aku tak pernah curhat ke laki-laki. Apalagi selingkuh seperti tuduhanmu tadi. Yang
an panggilan video ke Markonah. Ternyata licik seka