Gendutnya Istriku
t dan bunyi "Ogleng! Ogleng! Ogleng!" yang menyerupai musik gamelan pengiring tari. Biasanya penari Kethek Ogleng memakai kostum Hanoman, y
ahahahaha!" Marko
miku?" Suara Izzah membahana membelah angkasa
penuh semangat. Bahkan kedua sandalku pun ditariknya secara paksa untuk menjadi amunisi. Untunglah lemparannya sanga
r oleh Izzah. Badannya yang besar itu ternyata tidak mengurangi ke
m! D
eusia Izzah mengejeknya sambil tertawa-tawa. Setelah kepalanya dijitak, bar
. Senang juga rasanya dibela oleh pasangan sampai sebegitunya. Aku
Boleh minta nomo
icingka
ra-kira buat apa? Sebaiknya diberi at
ku nomor HP?" Markonah
nimbang-nimbang sedikit lebih lama. Begitu cepa
nama, nomor telepon selular, alamat tempat bisnis dan alamat rumah. Aku pikir itu cukup menj
rsenyum padaku sebelum memasu
itu terengah-engah. Setelah dia menenangkan diri
a selisih satu gang saja. Rumah mertuaku dan rumah Markonah kuketahui sangat dekat ketika aku mengantarnya. Ses
rusia 6,5 tahun itu.
rhambur ke dalam pelukan, aku tak kuat menahannya hingga kami terjatuh ke tanah
Izzah, mereka berdua tidak pernah menyambut bahkan memasang muka cemberut. Mereka akan tersenyum seje
i samping Izzah ada Riri, yang bernama lengkap Iswari, anak perempuan Izzah yang berusia 12 tahun. Kemudian di sampingnya lagi ada ibu mertuaku, bapak mertua
ng untukku. Ikan tongkolnya besar dan segar. Rumah mertuaku memang terletak d
tanya ibu mertuaku ke Izzah secara t
Porsi makannya memang sangat sedikit, kurang dari
ekali. Namun, perut saya terasa penuh
angan kam
Saya belum
ulan baru ketahuan. Lagipula, kamu sudah 6 bulan nikah masa t
i perkataan ibunya, dia menyendok makanan dan m
tidak bisa punya keturunan. Apalagi ini baru
enyenggol istrinya dan memberi isyarat diam. Namun
Mas Arman normal,
sehat. Aku dengar mantan istrinya sudah punya
sangat tua. Apalagi kami yang statusnya manusia biasa. Kami hanya bisa berusaha. Kami sudah skrining kesehatan dan kesuburan sebelum menikah. Hasilnya baik semua. Tidak ada masalah. Kami hanya belu
a bapak mertuaku membalas senyu
dalah pintu jannah paling tengah. Berhubung orang tua Mas Arman sudah meninggal
uk bahuku dengan tangan kirinya. "Mas, yang rajin, ya, usaha bikin anaknya. K
ari dan Iswara. Mereka belum pa
ku tersenyum-senyum. Izzah terlihat penasaran dengan pe
nyum, Mas? Bahagi
benar-benar tak mau dipanggil dengan sebutan lain,
ersenyu