icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gendutnya Istriku

Bab 4 Rumah Mertua

Jumlah Kata:1007    |    Dirilis Pada: 25/10/2021

t dan bunyi "Ogleng! Ogleng! Ogleng!" yang menyerupai musik gamelan pengiring tari. Biasanya penari Kethek Ogleng memakai kostum Hanoman, y

ahahahaha!" Marko

miku?" Suara Izzah membahana membelah angkasa

penuh semangat. Bahkan kedua sandalku pun ditariknya secara paksa untuk menjadi amunisi. Untunglah lemparannya sanga

r oleh Izzah. Badannya yang besar itu ternyata tidak mengurangi ke

m! D

eusia Izzah mengejeknya sambil tertawa-tawa. Setelah kepalanya dijitak, bar

. Senang juga rasanya dibela oleh pasangan sampai sebegitunya. Aku

Boleh minta nomo

icingka

ra-kira buat apa? Sebaiknya diberi at

ku nomor HP?" Markonah

nimbang-nimbang sedikit lebih lama. Begitu cepa

nama, nomor telepon selular, alamat tempat bisnis dan alamat rumah. Aku pikir itu cukup menj

rsenyum padaku sebelum memasu

itu terengah-engah. Setelah dia menenangkan diri

a selisih satu gang saja. Rumah mertuaku dan rumah Markonah kuketahui sangat dekat ketika aku mengantarnya. Ses

rusia 6,5 tahun itu.

rhambur ke dalam pelukan, aku tak kuat menahannya hingga kami terjatuh ke tanah

Izzah, mereka berdua tidak pernah menyambut bahkan memasang muka cemberut. Mereka akan tersenyum seje

i samping Izzah ada Riri, yang bernama lengkap Iswari, anak perempuan Izzah yang berusia 12 tahun. Kemudian di sampingnya lagi ada ibu mertuaku, bapak mertua

ng untukku. Ikan tongkolnya besar dan segar. Rumah mertuaku memang terletak d

tanya ibu mertuaku ke Izzah secara t

Porsi makannya memang sangat sedikit, kurang dari

ekali. Namun, perut saya terasa penuh

angan kam

Saya belum

ulan baru ketahuan. Lagipula, kamu sudah 6 bulan nikah masa t

i perkataan ibunya, dia menyendok makanan dan m

tidak bisa punya keturunan. Apalagi ini baru

enyenggol istrinya dan memberi isyarat diam. Namun

Mas Arman normal,

sehat. Aku dengar mantan istrinya sudah punya

sangat tua. Apalagi kami yang statusnya manusia biasa. Kami hanya bisa berusaha. Kami sudah skrining kesehatan dan kesuburan sebelum menikah. Hasilnya baik semua. Tidak ada masalah. Kami hanya belu

a bapak mertuaku membalas senyu

dalah pintu jannah paling tengah. Berhubung orang tua Mas Arman sudah meninggal

uk bahuku dengan tangan kirinya. "Mas, yang rajin, ya, usaha bikin anaknya. K

ari dan Iswara. Mereka belum pa

ku tersenyum-senyum. Izzah terlihat penasaran dengan pe

nyum, Mas? Bahagi

benar-benar tak mau dipanggil dengan sebutan lain,

ersenyu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka