Ibu Kost yang Terbangun
elayani tamu, dan menghitung pemasukan sebelum tidur. Hidup m
hun lalu ketika gerbang pert
ng terjadi akibat pemanasan global. Namun, sebelum para pakar bi
menjadi ladang pembantaian. Militer dikerahkan, tetapi mere
pa manusia tiba-tiba mendapatka
atau takdir, memperoleh kemampuan superna
engendalikan api, ada yang tubuhnya menjadi lebih kuat dari baja, dan ada ya
dirikan Asosiasi Hunter untuk membantu mengarahkan me
perlahan kembali stabil. Kota-kota besar berhasil direbut k
nya saja, sekarang orang-orang sudah terbiasa. Dunia tidak lagi sama, tapi
ang cukup beruntung u
asuk
anya akan berbeda. Biasanya, protagonis akan menjadi seorang pria laj
ngun harem berisi wanita-wanita cantik dari berbagai r
ku bukan karakter
Aku sudah menikah, punya dua anak, dan pekerjaanku b
giran kota yang berada dalam masalah karena t
nginap di tempat yang keamanannya ti
ementara para Awakener dan Hunter lebih suka bermalam di mark
dan keluargaku mungkin a
akan, menatap suamiku yang baru saja mengusu
mencoba memastikan kala
terdengar lebih dingin
ku tidak bilang kamu harus tidur dengan mereka, Sari. Maksudku... cuma pelayan ekstr
mengepal di atas meja. "Hanif, kau pikir aku bodoh? Kita berdua tahu ke mana arahnya ini.
membuat semua benda
u! Aku... Aku cuma berpikir kita butuh sesuatu yang bisa menarik pelangga
. Hanif memang selalu agak... lain. Seja
a diam-diam mengawasi dari celah pintu pada kamar yang disewa sepasang
sek
kan layanan istimewa dengan alasa
ring. "Tidak. Kita tidak akan melakukan itu. Aku tidak peduli seberapa s
tapi aku sudah mengangkat tangan. "Cukup. Kita sudah memb
meski raut wajahnya jelas
"Sudah waktunya membuka kedai, bekerjalah seperti biasa
ela napas pelan dan mengangguk. Wajahny
hatku bersama pria lain?' bati
*
dibuka. Namun, hingga matahari semakin
gu, menatap kosong ke arah dapur di mana H
gan, tapi tetap saja, tidak ada satu p
g. Kalau begini terus, ba
ertengkaran tadi pagi, aku ke
kin ada benarnya. Kedai ini terlalu biasa. P
dan hiburan setelah lelah bertarung atau berdagang, tempat in
etap s
a orang yang mau pa
a pakaian indah, tubuh ramping, dan senyum menggoda yang bisa membuat pria manapun jatuh hati
diri dengan bentuk tubuhku," gumamku s
makin jauh, pintu ke
aku segera menghapus ekspresi murungku. Dengan
to, selama
k dengan langkah santai. Dia mengenakan mantel panjang khas peda
in cantik saja," ujarn
cil. Sudah biasa. Darw
g sering singgah di penginapanku
ku dengan kalimat-kalimat mesum dan tanga
teh dan pesanan Darwoto, tiba-tiba
ang. Namun, aku tetap
nakal sekali," ujarku sambil ter
tahu aku suka bercanda," katanya, dud
adalah pelanggan tetap yang selalu membawa uang. Di saat seper
dia meneguk teh
an . "Jadi, Sari... bagaimana kalau malam i
ma. Aku merasakan tatapan Hanif di belakang seaka
k Darwoto, selalu pandai bercanda." Setelah mengatakan itu a
to, berharap percakapan ini segera berakhir. Tapi t
meletakkan cangkir tehnya. "Kudengar dari sumber yang
iring tiba-tiba berhenti. Aku
raku nyari
. Pajak bangunan, pajak usaha, semuanya naik. Dan seperti biasa, alasannya demi ke
ganku kalau tidak segera sadar. Aku menggertakk
Pajak? Omo
mku, lalu menoleh ke Da
masih menetes. "Kita sudah susah payah bertahan hi
untuk biaya sehari-hari. Aku sudah cukup terpaksa membiarkan kedua putraku
lkan tangan
ari dapur, mengintip dengan eks
amarahku. "Tidak ada," kataku singkat. Lagipula jikapun
*
ah jingga saat ked
ya tinggi, meski sedikit kurus karena kurang makan yang cukup. Baju
13 tahun, terlihat lebih lelah. Dia masih memb
kata Rian, suaran
eka dengan tangan terbuka. "Ayo du
h di sudut ruangan sebelum merebahkan kepala
bersalah menyelip di hatiku. Mereka masi
ak tega membayangkan harus meminta mereka bekerja
, aku kembali ter
an ek
rkan pikiranku berbelok ke arah itu l
butuh
elum tahu harus