Another Word To Say I Love You
uss
k mungkin bagi dirinya untuk mendapatkan tempat yang lebih baik dari ini, hanya saja ini keputusannya dan Bima. Walaupun bukan SMA Favorit, tapi bagi Lisa bisa satu sekolah dengan Bima a.k.a sahabatnya sudah lebih dari cukup. Mengingat mereka memang selalu bersama sem
Tentu saja tanpa sepengetahuan Bima, Lisa mengintip buku dewasa berjudul 'My Sexcretary' yang sampul plastiknya sudah terbuka, lalu dengan sigap menculik buku itu dan mengendap-endap mengambil spot di dekat jendela, duduk bers
. Sexc
ki itu tajam, hidungnya mancung tapi tidak berlebihan, kulitnya sawo matang, manis sekali. Lucunya, lelaki itu memiliki bulu mata yang lentik, seperti wanita. Satu hal yang menarik darinya adalah
ya, tapi tolong berikan buku itu!" ka
ipergoki, Lisa hanya melongo
n kanannya, kepalanya sediki
apapun karena telah tertangkap basah. Di samping itu ia juga heran
an
hirnya Lisa bersuara walau setengah takut. Baru kali ini ada seseora
bukunya," kata lelaki itu dengan nada menyuruh,
lalu ia memandang ke arah lain. "Lagi
aku?" lelaki itu mendesah. "Cepat beri
, atau hampir sepantaran dengannya? Entahlah, ia tidak tau pasti. Tapi intinya lelaki itu nampak masih muda dan segar. Lisa diam-diam
karena lelaki itu jelas tidak memakai seragam seperti pegawai lainnya. Dia hanya memakai celana jins p
u?" tanya Lisa sewo
r, direbutnya buku it
keduanya saling berebut. Mungkin kejadian seperti ini akan lumrah jika terjadi pada orang lain entah karena stok bukunya terbatas karena buku itu adala
u itu sekuat tenaga. "Lepask
i itu menarik bukunya lebih ku
gedi saling berebut buku itu sekilas seperti pertarungan kucing dan banteng, alias sama sekali t
hampir terjengkang karena sangking kua
maaf, lelaki itu m
tiba, kau baru boleh m
biasa. Dadanya naik turun karena sibuk mengatur napasnya yang masih satu dua. Belum sempat merecoki lelaki aneh itu, tiba-
h. Gadis itu mengerjap tidak mengerti. Namun
ga dibawanya. Melihatnya berlalu, rasa kesal gadis itu berlipat ganda. Ditambah lagi saat melirik rak buku yang a
" Lisa menggerutu, "Sia
endiri bahwa mulai detik ini ia akan selalu mengingat wajah lelaki menyebalkan itu selamanya.
auh. Alih-alih mengejarnya, gadis itu malah berdiri mematung. Sejenak ia b
*
u lagi-lagi membuat dadanya berdesir. Gadis manis dengan lesung pipit yang tidak terlalu dalam i
h bahwa apa yang ia lakukan adalah hal yang benar dan sama sekali tidak menyesalinya. Lelaki itu tau persis bahwa suatu saat jika gadis tanpa nama sudah mengetahui siapa
pertinya gadis itu tidak menyadari atau mungkin sama sekali tidak ingat. Padahal pertemuan yang remeh temeh ini nya
dalah kali pertamanya ia diterima bekerja di SMA Nusa Bhakti. Usai lulus dan menyandang gelar sarjana di jurusan olahraga, selama satu tahun penuh ia mendedikasikan dirinya sebagai asisten dosen sekaligu
h dinyatakan lolos. Hal itu membuat atmosfer sekolah menjadi lebih ramai, terbukti dari tadi pagi saat belum g
itu cukup senang tugasnya selesai lebih cepat dari dugaan. Ia pun menyambar tas ranselnya berniat untuk bergegas meninggalkan sekolah, terl
basket. Menurut dugaannya, bisa jadi keduanya adalah calon murid yang akan melakukan daftar ulang. Anak laki-laki itu memiliki postur tubuh agak kurus namun lumayan tinggi,
ng peralatan olahraga lalu menguncinya. Sa
kubakar habis
ahahah
h, ternyata su
entii
jar si anak laki-laki, tapi yang dikejar malah semak
dis mulai ngos-ngosan dan berhenti mengejar. Sementara
lutut, gadis itu menatap temannya geram dengan napas tersengal. Sesaat kemudian gadis itu membuat gerakan
m gadis itu manis dengan lesung pipi yang tidak terlalu dalam, hidungnya kecil dan matanya bulat sekali. Saat tertawa, gadis itu memamerkan gigi kelincinya deng
, masih dengan senyuman leb
tersenyum me
nya lagi. Gadis itu m
ya baw
etaa
itu memang kecil, tapi justru itu ya
is namun mulutnya berusaha berbicara,
mau melepaska
gus
atikan, lalu sedetik kemudian terkesiap menoleh. Gadis itu mendapati Pramana yang diam
ing beradu beberapa detik. Pramana menyipit, sepertinya ia harus menahan diri untuk tida
anak laki-laki itu,
Tapi tatapannya masih
njadi berpacu dua kali lebih cepat, sehingga kemudian menjadi alasan mengapa ia mendadak jadi
p jantungnya masih tak beraturan. Senyum gadis itu masih memenuhi pikirannya. Bagaima
irih, "Dia bukan Anjani. Mereka
baik gadis pemilik senyuman dengan lesung pipi tidak terlalu dalam. Setidaknya, kali ini Pramana bisa menah
*