Another Word To Say I Love You
mutuskan untuk tidak membeli buku apapun. Bahkan ketika ia dan Bima sudah berpindah tempat ke Mcd, gadis itu masih memasang wajah kecut. Ia sedang berpikir keras. Bima yang
, Bi
an kaki Bima, tatapannya menerawa
lu menyuap beberapa keping
enurutmu apakah aneh jika a
Bima mantap. "Karena
dak mungkin?" L
dengan kentang goreng yang mulai agak layu di jemarinya,
orang yang sangking kurang kerjaannya sampai-sampai har
menerawang, kemudian ia manggut-manggut. S
a yang mengik
bahu. "Entahla
ilah, kali ini ia menyuap
rnah berbohong, y
g yang menguntitmu? Dan aku yakin seribu persen, wajahmu tidak me
?!" Lisa mencubit bibir Bima hin
!!" sem
us, "Semakin lama menghabiskan waktu denganmu aku jadi se
rani mengganggumu? Di mana? Masih mengikuti sampai sini?!" cowok itu malah meledek Lisa dengan pertanyaan bertubi-tubi, sambil berlag
orang yang menggangguku
mulutnya gatal ingin berceloteh, kini mengatup kembali. Sesaat Lisa ingin menertaw
at lengann
tiba-tiba datang dan tanpa ba-bi-bu, mengambil buku yang sedang kuba
yang b
esah. "Iy
inkan buku itu, bukan ingin
an berkata seolah-olah jika aku
ima dengan nada meremehkan, "Memangnya buku apa y
Lisa tergagap, lalu menggeleng ce
an. Matanya sampai membulat. "
wasa? Walaupun mereka memang bersahabat bertahun-tahun, tapi Lisa tidak mungkin membuka
u. Lalu ia melanjutkan ucapannya, "Anggap
i meja. Tapi sedetik kemudian lelaki itu menatap Lisa tajam. "Tapi berjanjilah p
r-benar orang asing dan tidak akan ada lagi pertemuan kedua maupun ketiga. Lisa hanya bisa berharap seperti itu. Sungguh, ini pertama
kecil sambil meyakinkan dirinya sendiri. "Aku terlalu meleb
*
n berdua dengan bunda. Sejak kecil Lisa memang hanya tinggal berdua. Sementara ayahnya yang merupakan seorang fotografer yang cukup handal pada masanya meninggal dan menjadi salah satu korban hilang pada bencana tsunami di Jepang. Kejadian itu terjadi saat Lisa masih berumur lima tahun dan di Jepang sedang musim semi. Kebe
Walaupun biasanya di hari pertama sekolah masih belum memulai pelajaran dan diisi dengan perkenalan, tapi
lalu beliau muncul dari balik pintu han
boleh
membuka almari pakaiannya d
jalan memasuki kamar. Sejenak mengedarka
i akan menjadi ana
emudian mengacungkan j
u?" Bunda tersenyum. Tangan
gadis itu berkacak pinggang. "Mula
usss
meluk Bundan
pa
udah SMA, itu
" alis Bund
boleh p
nda membuka mulutnya lagi, "Kenapa tiba-tiba ingin punya pacar
Bunda tau bahwa
cak rambut anakn
ya?" Lisa memohon. Tapi Bund
ndamu ini juga tidak tau pasti kapan semua ini selesai," eluh Bunda sambil meng
skah yang ada. Bunda termasuk spesies manusia yang selalu betah berada di depan layar
elum benar-benar pergi ia membalikkan badannya dan berkata, "Jangan lupa
dengan ekspresi datar. Tapi justru karena ekspresi itulah membuat Lisa
selalu
un lebih dulu? Walaupun kemungkinannya keciiil sekali. Tapi,
lang kata-katanya lagi. Ciri khas
isa masih denga
lag
leh paca
jar Bunda sambil berlalu da
da adalah sesibuk apapun Ibunya, ia akan selalu menengok dirinya ke kamar sebelum tidur, memastikan anak semata wayangnya baik-baik
*
maan dengan hari pendaftaran ulang tempo hari, Lisa dan Bima sepakat untuk mengambil jurusan IPS. Dan sepertinya takdir
epat di depannya. Padahal upacara apel belum dimulai,
as Bima setengah berbisik. Sementara L
dak menoleh sedikit pun. "Jika kau bisa diam tanpa mengeluh sampai
bangun kesiangan dan terpaksa tidak sarapan sebelum beran
r menghadap barisan murid. Upacara nan membosankan itu berlangsung sekitar setengah jam, sebelum b
olah ini selama sepuluh tahun dan selalu menjadi guru terfavorit," ucap Pak Edi a.k.a kepala sekolah sambil memp
berbisik,
uruh pelan, lalu ia mendesah lagi. Salah satu hal yang menjadi kelemahannya adalah ia tidak bisa menahan lapar. Sedari kecil gadis itu memang sudah memiliki lambung yang mudah bermasalah, bahkan w
mengajar. Namanya Pak Pramana Adi!" lanjut Pak Edi. Si pemilik nama itu pun tersenyum dan membungkuk sopan. Senyumnya man
seperti guru yang lainnya. Lisa merasakan perasaan yang aneh, karena lelaki itu terlihat tidak
s berpikir keras. Tapi semakin diingat, malah menyiksa dan membuatnya semakin lapar. ia masih mengawasinya sambil mengingat-ingat. Terlihat bahwa Pramana tengah mengedarkan
Mata coklat sep
enjadi mual yang luar biasa. Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya, ia
, tapi tidak sampai. Bima tetap bergeming karena seperti
er besar tengah memutar ulang momen itu. Sepersekian detik kemudian gadis itu terhuyung ke belakang, badannya limbung. Rasa mual dan pu
rang tengah berlari ke arahnya secepat kilat. Lisa ingin bertahan namun tubuhnya menolak. Andai i
*