BUDE IDAMAN PENGGODA HASRAT
semula cerah. Bude Sarah dan Rendi, yang sedang menikmati hid
tiba-tiba. "Iya, ayo cepat bawa semua makanan dan minuman ini masuk, b
a makanan dan minuman. Suasana di ruang TV menjadi hangat
il menikmati camilan, sesekali tertawa mende
, mau ikut Rendi ke kafe tempat Rendi kerja? Ada live music malam ini," ajak Rendi. "Wah, bo
layan paruh waktu. Suasana kafe malam itu cukup ramai, de
berdua. Saat mata Rendi menyapu sekeliling kafe, i
ang mengisi hati Rendi, sedang berciuman mesra di pipi dengan
ude Sarah, yang melihat Rendi tiba-tiba terdiam, bertan
di sini saja, Bude." Ia berusaha menyembunyikan rasa sakit dan kecewa yang dirasakannya. Sepanj
dengan rasa kesal
kan apa, ya, Rendi?" tanya Bude Sarah, sambil mengambil buku menu. Rendi, dengan pikiran yang masih kacau, mengambil buku menu d
h lucu dan menarik, membuat Rendi sesekali tersenyum. Perlahan, Rendi mulai melupakan kesedihan
ya di bahu Bude Sarah. Bude Sarah terkejut dengan tindakan Rendi, tetapi ia membiarkannya. Rendi kemudian mulai memainkan payudara
amu, saling berpelukan, mencari kehangatan
lu di antara tirai jendela, menyinar
tu damai. Hatinya dipenuhi rasa sayang dan kebahagiaan. Ia seg
telur orak-arik dan potongan sosis. Tak lupa, ia membuatk
uhi seisi rumah, membangu
h aku siapkan dengan cinta," bisik Rendi lembut,
nak yang baik," ujarnya, lalu mencicipi nasi goreng buatan Rendi. "Wah, enak sek
udian menceritakan tentang pekerjaan barunya di sebuah restoran
baru, ya. Jangan lupa jag
kat, ia teringat pesan bosnya tentang pemilik restoran yang
ilihatnya bersama Mira malam sebelumnya. Ia bertanya pada pelayan
ah benar ini Bapak
uduk. Adik saya ingin bert
ang dan duduk di sebelah Ha
ira ini adik Bapak?" tanya
erekomendasikanmu sebagai peng
milik ayahnya, Bapak Agus. Ia terkesan dengan kerja keras dan kejuj
yah kalian berdua?" tan
restoran milik kakakku. Kami ingin kamu mengurus restoran
ji akan bekerja dengan sebaik-baiknya. Ia tak sab
lamat, ya! Hari ini kamu berkenalan dengan semu
ke rumah. Namun, ia terkejut melihat Sarah tergeletak p
annya. Ia menjelaskan bahwa Sarah hamil, usia kandungan
k dengan tubuh yang menggoda, tib
ya yang besar dan seksi. Rendi yang tergoda
bersama di ruangan dokter, melakuka
egera berpamitan. Ada urgensi yang mendesak, bude Sarah, yan
lam benaknya, mengalahkan rasa b
l, ia mengantarkannya pulang. Sepanjang perjalanan, Rendi berusaha menenangkan bude Sarah yang masih t
gan suara pelan, "Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan
ya membulat tak percaya. "
ma tahu bahwa bude Sarah sudah lama menjanda,
di udara, siapa ayah dari b
tak ternilai baginya. Ia merasa seperti mendapat kesempatan kedua untuk merasakan kebah
Rendi selalu setia menemani bude Sarah, mengantarnya
amilan bude Sarah, meskipun ia sendi
elamat. Saat Rendi menggendong bayi itu, ia terkejut melihat wajahnya. Bayi itu san
nya. Rendi tidak bisa memercayai kenyataan ini. Ia merasa bersalah dan bingung harus berbuat
ayi itu Mirza. Rendi dan Sarah merawat Mirza dengan penuh kasih sayang, meskipun tanpa ik
Mirza. Mirza tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Ia sangat meny
n semuanya dengan jujur. Mirza terkejut, tapi ia menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Ia tetap
ah membuktikan bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam bentuk ya