icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
BUDE IDAMAN PENGGODA HASRAT

BUDE IDAMAN PENGGODA HASRAT

Penulis: Sisca Yofie
icon

Bab 1 KEHILANGAN DAN HARAPAN BARU

Jumlah Kata:1223    |    Dirilis Pada: 05/03/2025

ku. Umurku 19 tahun, dan aku anak yang s

p, dan ketertarikanku menonton ketika aku kelas 2 SMA

bar bahwa kedua orang tuaku pergi untuk selamanya ak

li lagi ke dunia. Aku menemukan surat di laci lemari ibu, wasiat terakhir bahwa

an menggunakan map tanpa berkata-k

pemuda yang bernama Jono. Dia mengant

pintu dan yang membukakan pintu seorang wanita

seperti ini, akupun memberanikan diri un

a sendiri. Lalu aku berkata saya Rendi keponaka

Sarah, suaranya lembut namun dengan tatapan ya

hangat. Rumah itu tidak besar, namun tertata ra

rcium dari dapur, membuat p

h hangat," kata Bude Sarah

ukisan-lukisan abstrak yang menarik perhatianku, dan sebuah rak buku yang penuh dengan novel-

gat dan beberapa potong kue. "Diminum dulu, Ren

up aromanya yang menenangkan.

mu?" tanya Bude Sarah

i ada teman yang membantu

ih kehilangan orang tuamu," kata

kata apa-apa. Air mata tiba-ti

punggungku dengan lembut. "Menangisl

an yang selama ini kupendam. Bude Sarah memelukku erat, m

ih tenang. Aku melepaskan pelukan Bud

Bude," kataku

di sini bersama Bude. Kita akan saling me

ku tahu, hidupku tidak akan sama lagi.

asuk ke kamar yang sudah disiapkan untukku. Kamar itu kecil namu

mpat tidur, menatap

orang tuaku kemb

um dan tawa mereka. Aku merindukan pel

kiran-pikiran itu terus berputar di kepalaku. Aku

m itu, mencoba untuk

idak lagi memberikan k

ematikan ponselku, meletakkanny

. Air mata kembali mengalir di pipiku. Aku

de Sarah berdiri di ambang pintu,

apa?" tanyanya,

, tidak bisa b

k di tepi tempat tidur. "Kam

engan

a Bude," katanya,

an yang kurasakan. Bude Sarah mendengarkan dengan penuh

memelukku erat. "Kamu tidak sendirian, R

lega. Aku tahu, hidupku tidak akan mud

suaranya yang merdu mengisi

iri," ucapnya, senyumnya hangat

ngan tubuhnya yang masih terlihat bugar dan menawan di usianya yan

dirannya selalu menimbulka

duduk di sampingku, menge

lam hati. Aku merasa nyaman berada di dekatnya, sangat nyam

yang membuatku tak tenang, perasaan y

pengantar tidur yang dulu sering dinyanyikan ibuku. Tanpa sadar, aku ter

ti Bude Sarah sudah duduk di sampingku,

gat dan sepiring kue kering. "Selamat pagi,

tidur dalam pelukannya. "Maafkan aku, Bude. A

potkan Bude sama sekali. Kamu sudah sepert

Namun, aku juga merasa tidak enak kar

ri pekerjaan. Aku ingin memban

aya kamu pasti bisa mendapatkan pekerja

yang segar menyambutku. Aku berjalan menyusuri jalanan kota

empat, dari toko-toko kecil hingga

n positif. Aku tidak menyerah, aku terus mencari

u tiba di sebuah kafe k

pada pelayan yang sedang

i sedang membutuhkan

ang pelayan. Silakan bicara dengan manajer di sana," ujarnya, menun

kedatanganku. Setelah berbincang-bincang sejenak,

kamu bisa bek

sangat lega

an. Aku segera pulang untuk membe

duduk di teras, menatap langit senja. "Bude, aku m

dulillah, Bude ikut senang mendeng

hasilanku dengan makan malam se

pada diriku sendiri untuk bekerja keras dan memberikan yang terbaik u

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka