Little Brother
n rak buku. Suasana sepi dan tenang semakin mendukung aksi penuh gairah dua sejoli di ruang kerja pria berdasi itu. "Aku membutuhkanmu Irena," bisik Zen seduktif di sela ciumannya. Irena tertegu
nam bulan mereka berpacaran namun selalu dia tolak. Pria itu tak per
an pria mana pun. Dia akui kalau Zen adalah cinta pertamanya yang begitu dia puja, tidak hanya dirinya tetapi juga banyak wanita la
k napas seakan siap mengatakan sesuatu, kemudian mengangkat wajah menatapnya. "Maafkan aku. Ak
rlukis di air muka Zen saat mengatakannya. Lalu sebelah tangan pria itu memegang pinggang
" Satu kalimat bernada penolakan halus kembali dilontarkan lidah Ir
letto Irena terhenti. Sejenak dia berbalik. Seketika dia terpegun, dib
ihnya sendiri. Dia bingung dan tidak mendapatkan jawabannya. Yang selalu ada di benaknya hanyalah
*
laki yang diceritakan Irena baru-baru ini. Zen perhatikan sekali lagi pemuda bercelana jeans dengan mantel cokelat gelap itu. Jadi, dialah yang telah jahil membalas chat pribadi dirinya dengan Irena? Gara-gara itu hampir membuat Zen salah paham terhadap ke
ena terheran. Karena Yohan tidak m
Mungkin Irena tidak tahu niat Yohan menjemputnya tiba-tiba seperti ini -sebelumnya belum pernah terjadi. Bahwa Yohan tidak ingin Irena berduaan hanya dengan Zen di luar jam kerja. Benar, seharu
olak ajakannya. Kesabaran Zen diuji. Tapi untuk alasan ini dia memaklumi. Mungkin adiknya su
*
akak. "Apa kau berpacaran dengan Zen?" kata Yohan to the point. Kesalahan fatal untuk Yohan karena bertanya demikian di w
ak sebelum diminum. Wanita itu berbalik ke arah Yohan. "Jadi benar, yang
u?" Yohan tidak peduli dengan raut masam Irena. Tidak peduli meski tahu wanita itu baru pulang kerja. Dia terus memberondong
tidak boleh menyahutnya dengan kemarahan juga. Sebagai seorang kakak dan orang dewasa, Irena menghela napas dengan tenang. "Maafkan aku," desau
n enam bulan," ungkap Irena dengan berat hati. Irena bisa membayangkan kecewa Yohan kepada dirinya. Selama enam bulan itu dia tidak pernah mengatakan tentang hubungannya
n dekat denganmu! Kau sudah berjanji padaku untuk tetap disisiku! Tapi kini kau sudah menyembunyikannya selama enam bulan? Irena! Katakan apa alasanmu seperti in
ulu sangat bergantung kepadanya. Oh ayolah Irena bukan ibunya. Dia juga punya dunia sendiri. Namun, Yohan membatasi semua i
n waktu," alih Irena lemas kemudian mele