icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Little Brother

Bab 4 Di Kantor

Jumlah Kata:1051    |    Dirilis Pada: 16/10/2021

erkas. Pandangannya teralihkan oleh kedatangan mereka di lantai lobi. Namun Irena hanya terpaku tatapannya pada satu pria di barisan ke dua, tepat di belaka

nya Irena sama sekali tidak merasa ketar-ketir disuruh datang ke ruangan general manajer itu. Justru dengan hati senang dia bangkit dari kursi. Irena me

m punggungnya membentur dinding, dan dalam sekejap dia sudah terkurung oleh tubuh seorang pria tadi. Mata Irena membeliak kaget. "Zen..." bisiknya. Irena tidak me

ang kau katakan semalam i

t manis. "Apa maksudmu, Zen?" Irena tidak mengerti. Oleh sebab itu dia bertanya sepolos ini. Namun, pertanyaan itu menambah kegeraman Zen. Zen memukul tembok di samping kepala

ertengkaran mewarnai pertemuan mereka. Irena tidak suka bertengkar. Dia tidak ingin tersudutkan oleh sesuatu yan

Irena sedikit paham. "Putus?" Tetap saja berusaha memahami, Irena tidak mendapatkan pot

ri yang mengirim pesan padaku dan sekarang

si chatting dan memeriksa pesan semalam. Saat itu dia tertegun. Irena terdiam mematung membaca pesan

etik ini b

r. "Tunggu, kalau bukan kau..." Zen menyadari sesuatu. Zen sudah kenal Irena lama. Tidak mungkin

tu. Zen mendengarkan dengan seksama. "Kemungkinan besa

k tahu menahu tentang adik laki-laki Irena. Irena mengangguk. "Aku sudah pernah cerita

rinya yang tidak mengetahui rupa si adik laki-laki. "Jadi, semalam aku chatingan dengan adikmu?? Kenapa dia usil sekali?" Zen mendengus berat. Sebagai anak tunggal, dia tidak merasakan bagaimana kesalnya se

adikmu? Bukan kau?" Zen bertany

" kata Irena mengukir senyum manisnya. Senyuman yang dapa

*

secara reflek dia bersin seketika. "Hatchuu!" Lalu dia menggos

ti dan memutar tumit ke belakang. Tampak seorang gadis berlari

kau berkeliaran di taman," kata gadi

kan sebelah alisnya. Nadanya terdengar

menempel pada Yohan. Lelaki itu tidak menyukai sikap Liliana yang terlalu dekat dengannya. Risih. Namun, bahasa tubuh Yohan mungkin diabai

perti itu?" kata Lilian

gilah bersama teman-

ya kau temanku!" Liliana mengatakannya d

ng ditatap tetap mempertahankan cengirannya. "Berhentilah mengikutiku, Liliana!" tegas Yohan geram. Tidak peduli jika kata-katanya melukai hati seorang gad

*

ke kursinya. "Yang habis berbunga-bunga, aku

ang sudah terisi laporan. Dia berpura-pura tidak mengerti perkataan Kayla. Tapi wanita itu tahu. Kayla meny

r yang menarik perhatian Kayla. Ditatapnya Irena dengan rasa pena

ah terjadi. Tapi sekarang, hari ini, setelah mereka LDR lumayan lama, pertemuan mereka dibu

nggu," ba

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka