A Cold Hearted Man
i kursi instalasi gawat darurat rumah sakit tersebut. Ia m
gan Penny, setelah dibawa dengan ambulan dan
urut membantu sahabatnya te
dan menggunakan kemeja hitam?" tanyanya, pada seorang wanita yang
in" Jawabnya singkat, Lilian hanya mendengus dan kembali ke kursi dingi
hu saat yang tepat menelepon anaknya. "Halo, Mom, maaf aku mengganggu-mu. Iya tidak perlu khawatir, sudah ditangani aku
nsi milik Penny juga, aku tidak tahu bahw
wanita perkasa dan pemegang kekuasaan di pengadilan tinggi, ia juga s
embawa Penny ke rumah sakit dan terburu-buru. Iya, aku punya uang mom" Ba
ruangan, tepat di ujung lorong. Dia yang sedari ta
ahabat mu yang memang jelas sedang terba
n sedangkan ia tidak tahu apakah
formasi dan juga penjelasan. Kau tidak tahu aku begitu panik?" jaw
an mantel di tangannya, yang
si?" Tanyanya kembali, bahkan pria tersebut tidak bergeming dan masih mencoba membe
wa ia bahkan tidak menganggap di
ntar, diam dan berjal
ka dan... sedingin ini. Apa dia ada maksud me
gan tubuhnya cukup jauh. Pria tersebut tinggi, mungkin sekitar 180 cm dengan badan yang ti
eja hitam, celana kerja hitam dan tak lupa sepatu resmi. Wajahnya terlihat lelah,
rang mahal temanku kan?" Ucapnya pelan, ia ragu untuk mengucapkan itu,
egitu saja, tanpa kau tahu aku ini siapa? Apa tidak bodoh
hnya sudah mendidih mendengarnya. Bagaimana bisa harga dirinya d
ucapnya sembari berjalan sedikit bertenaga, mencoba mengejar lan
ke belakang dan mendapati seorang perawat memanggilnya. Dengan te
nya, sedikit khawatir karena ia baru ingat
ar. Namun dokter sudah memberikan penanganan silahkan urus administrasi di
bingung, dokter? bahkan ia tidak melihat ada
ntuk menunggu pagi sembari menjaga Penny. Apakah ini
ebalkan tadi. Serta hanya bertambah ramainya rumah sakit karena kecela
ang dan ramai. Memikirkan, bahwa sahabatnya sedang istirahat dengan tenang dan t
esok pagi, siapa yang membuat laporan ambula