Aku Mencintai Anak Angkat ku
a
ngku berdetak kencang dari biasanya. Itu yang aku rasakan kini. Apalagi aku
r lagi akan melakukan hubungan badan, tidak mungkin aku t
aku keluar dari kolong kasur ini, kalau itu aku lak
ng berkata, "Ini siang loh Mas, panas lagi. Ditambah itu si Alvi bawa dua temannya menginap di sini. Katanya sih
tung belum jadi buka celana. Tolon
at papa ingin menundukkan kepalanya dan
kepalanya dia pasti melihatku
an gantimu Mas, bajumu yang itu biar aku yang bereskan nanti. Kamu pakai aja dulu bajumu ini, Mas. Bi
papa dan barulah
pedagang nasi goreng langganannya, seharusnya sih aku senang dipesankan m
ong kasur, hingga akhirnya papa turun untuk
pi Anna sempat menertawai ku yang t
in aja sih kamu di kamar mamamu Al
baru datang. Itu aja kok." Aku terpaksa berbohong pad
u Nak. Ajak teman-temanmu sekali
h dipanggil pa
. Mereka gak sabar minta makan," kata Roy, dan Haikal yang be
a itu gendut, Haikal. Mana mau cewek dengan cowo
, bukan wajah tampan. Percuma tampan kalau bisanya nyusahin
u makan?" tanyaku, yang membuat kedua
kelaparan, itu kata y
ata papa, ditambah dengan Anna yang ber
eluarkan saja Bu, gak apa-apa kok. Aku ikhlas untuk mem
melihat tingkah teman akrabnya itu, ta
kemarin, Roy. Apa kamu mau? Ka
ang sudah masuk tong sampah juga letakka
rkata, "Iya Bu, keluarkan
aja yang makan," kesal Roy yan
makannya. Ayo Nak Roy, Na
l oleh kaki seseorang, bahkan kaki itu sampai naik ke atas kakiku. Karena penasaran aku langsung menoleh ke ba
coba saja dari awal dia mengajak papa keluar. M
Mama Nak. Mama kekeny
uga sudah kenyang. Tapi Anna ke buru m
rkata, "Jangan semuanya
dalam masa pertumbuhan. Dan kamu ha
an Ma. Sudah ah. Aku j
saja papa tidak ada. Mungkin aku akan membalas dengan memarahi Anna. Tapi it
kannya dikit. Malah di kasih makanan
padaku, aku tahu kalau dia
aja, Pa. Separo nya kas
p mu saja Alvi. Mamamu mema
m hati ini aku berkata, "Awas saja kamu nanti
Roy, Nak Haikal,
ah cukup Pak. Terima kas
pandang. Tapi Anna tersenyum manis menggodaku. Dia senang karena sudah
ah, Alvi. Gak apakan ka
kok Pa,
sai menyantap makananku, tapi karena Akma
lapar itu sampai menghabis
ata, "Itu makan karena lapar a