Aku Mencintai Anak Angkat ku
a
anti jam istirahat pertam
kawasan umum dan tidak seharusnya dia membicarakan ini di tempat umu
Gaby datang dan menarikku ke kantin. "Ayo sayang, aku yang traktir," katanya sam
Gaby dengan cara yang paling lembut. "Maaf yah Gaby, aku gak lapar. Aku mau main basket dengan anak-anak. Gak enak itu si
nget sih. Padahal aku ingin minta
ku, dan kebetulan Ateng teman dari kelas lain lewat. Hingga aku mengambil tangan Ateng dan menyatukanny
aku mau," kata Ateng yan
y yang berkata, "Jangan ngarep! Sayang, tunggu aku." Gaby justru men
kamu bilang tadi kamu mau ke kantin kan
u juga jadi tidak lapar. Aku mau nonton kamu saja
aku melakukan segala cara agar Gaby tidak mengikutiku, tapi tetap saja percuma.
n berlebihan gitu. Ditambah Anna yang lagi-lagi mengirimkan pesan si
n, "Sayang, kita bicaranya nanti aja yah sayang. So
tingkan mereka da
nti di rumah juga kita
, kita tidak akan bisa ngomong kalau a
i sa
-tapi, buruan d
" kataku, hingga aku t
n mama. Soalnya mama lagi nung
aku teman
Gab!" kali ini aku berkata dengan meninggikan nada suaraku, dan Ga
dak tega, tapi bagaimana lagi. Dia sudah berle
eh ke arahnya yang mulai jauh, dan aku yang
ok to
manggil Anna ibu karena kebet
mu aja dulu. Mama cuman mau bilang kalau nanti p
sudah besar yah Anna, gak nyangka aku loh. Padahal dulu Alvi ikut dengan kamu saat usianya lima tahun yah. Sekaran
te, tapi Anna menoleh ke arahku sambil menggera
ikan jodoh untuk Alvi, karena aku ingin Alvi sekolah sampai perguruan tinggi dulu. Nanti setelah sukses baru deh bicara nikah.
aja kalau dia akan terus-terusan me
__
janji denganku agar aku mengina
enimpali dengan berkata, Ada acara apa ini
rangnya," tanganku me
endirikan bagaimana keadaa
juga lagi suntuk di rumah nih. Aku juga numpan
ambah pula dengan Roy. Tapi aku tidak mungkin menolak
erhenti karena Gaby yang langsung menggamit tangan ini dan berka
au nanti justru kami mainin Gab?" tanyaku yang membuat Akmal tersenyum, sement
denganmu. Tapi kalau Alvi mau
u punya lebih gede daripada p
g badan Gaby ke depan, daripada Roy semakin m
, bawa aja dia se
anak orang it
man sendiri mau diru
a berharga, gak ada malunya tau gak. Makanya
kayaknya itu," kataku yang keceplosan, hingga Roy berkata, "Kamu bilang ap
oy, aku bilang tadi mama
kamu bilang Anna kok. Kamu gak bil
Sana bersihkan dulu. Kalau perlu pakai besi biar keluar isi teling
jar Roy dan Akmal, sembari mereka mengejar
kiku sebab aku tidak ingin Anna me
Alvi!" Tangan Roy menunjuk ke arah
menyimpan ponsel yang sempat i
anak setan ini mau ikut ke rumah Ma. Katanya
un berkata, "Iya Bu, soalnya kami bertig
kata Anna dengan mim
uduk di belakang aja yah,
ana sih kamu bodoh banget," kata Roy dengan nada kesal, dan Akmal ya
ng bicaranya kurang sopan, alhasil
gan nada suaranya yang cukup pelan, sedangkan ak
ba Anna mencubit kakiku hingga aku sedikit kesaki
, Alvi?" tan
lhasil aku terpaksa berbohong. "Gak tau nih,
an," kata Akmal yang aku jawab dengan senyum, lalu
dak sudah aku balas dengan mencium Anna di dalam mobil ini. Sudah cubitannya sakit lag
tidak aku katakan pun mereka sudah tahu kalau keberadaan kami suda
tu SMA, tapi waktu itu aku dan Anna belum sedekat ini. Belum
nggilku
awabnya ta
da makana
g nasi, biasanya juga gitu k
pun meminta Akmal dan Roy
lu, gak enak kalau dia memasang wa
kamar, aku mau ke atas seben
ma, Alvi!"
awabku, dan aku yang langsung
membuka baju. Hingga Anna tidak melihat kedatanganku
a menepis tanganku
sih? Masih ma
damu. Kamu tuh ... ayo buruan keluar Alvi, papa da
dari pintu kamar. Karena papa akan curiga yang melihatku keluar dari k
kamu ini,"
st,"
g. Apa kamu di