Dendam Wanita Simpanan
gak pernah nyebarin kabar soal
mereka. Yang melihat dan menyebarkan tetan
n biar gak putus sekolah. Balasannya malah nyebar fitnah. Kamu mau kakak cerai s
Kak Makmur masuk d
h dulu sempat menahan. Meski gemetar, aku tak ingin menunj
uar. "Nay, kamu sementara
dibicarakan baik-baik." Kak Au
amu gak tahu aja alasan dia dipindahin ke sini gara-gara overdosis di sekolah, di
isa mendengar semua teriakan dan makian itu dengan jelas. Sesak, kecewa, ingin ma
aku menunduk menyembunyi
gimana rasanya dituduh merebut laki orang!" Suara berdebum d
rtama lapor itu Lily. Lily liat Anto ke luar dari rumah Yuni te
Isakku semakin keras dan menjadi-jadi. Amarah,
ar yang tinggal di sana dan dipiki
yi, Kak Aulia terdengar masuk
ementara, ya? Takut Yuni masih marah ter
segera mengangkat
ip tolong jagain kamu. Aku juga ka
n," ujarku mengingat rumah Kak Aulia yang kecil. Tak tega harus berdesak
amu 'sekongkol' sama Li
lah juga. Nyalahin orang padah
alah, mengantarkanku ke
gilnya sambil
tiga itu membuka pintu, daster merah moti
ja, 'kan, barusan Yuni marah? Takut
h, tapi dia yang marah karena merasa difitnah.
nyuruhku untuk segera ke kamar, tersisa m
anya triplek yang menjadi dindingnya juga. Aku dudu
ri, segera kukembalikan pon
keperluan kamu biar Kak Aulia aja yang ngambil. Kamu jang
memintaku untuk segera tidur
benci, sedih bercampur bahagia. Sepandai-pandai menyimpan bangk
Anto, tapi tak cukup berani mengungkapkan. Padahal K
akkan ada lagi. Aku tak pernah bisa tidur dengan tenang mendengar suara desahan mereka setelah ketiga ana
uni karena menghalanginya masuk saat Kak A
ir tanpa campur tanganku lagi, harusnya aku sudah tenang. Tanpa sadar, kedua
*
Kak Lily mem
ua mata. Terlihat dia sudah rapi dan w
an Kak Aulia. Mandi, makanan ada di dapur," jelasnya, aku masih
Kak Yuni datang jangan dibukain
ah sadar. Wanita yang tadi
Teriakan Kak Lily meman
l. Jam sembilan! Pantas saja jen
ngkat bekerja membawa Izam, anak semata waya
g Kak Aulia setiap pagi ikut kursus menja
air seadanya dan memakai kaos tanpa lengan juga celana pendek di ata
depan sambil menikmati
or berhenti di depan. Aku gegas menyelesaikan kunyahan dan
a. Kak Ijul berdiri memandangku saat aku b
gak dihabiskan?" tanyan
Kak. Sama ganti celana,"
rdengar mendekat. Aku mempercepa
epan pintu kamar. Tatap mat
kenapa gak ketuk pintu dulu sebelum ma
wab, dia malah
Aku melangkah mendekati pintu,
kamu cantik banget. Putih, mulus, ber
anti dikira apa sama orang," ela
rut menunduk. Dalam keadaan tak berjarak, aku bisa melihat sepasang
dan mengunci pintu. Pikiranku tentang Kak I
mendorong k
api tubuhnya sudah tepat di atas dan berat. Aku ingin berteriak, tapi mulutnya ya
ang menggoda duluan. Semua orang pasti akan
us berusaha melawan. Hanya air mata yang terus b
uskan belati-belati tajam ke dalam dada. Hancur sudah
aga, aku salah, a