Dendam Wanita Simpanan
na langit pertanda pagi telah menjelang. Aku kembali meng
pelan setelah sadar su
ay?" tanya Kak Makmur ta
ntuk membantuku. Meski ragu, kuterima uluran tangannya hingga saat turut berdiri kami tepat berhadapan. Sejenak, pandanga
sa cari aku, Nay. Aku biasanya malam jug
aku hanya
. Kedua tangannya direntangkan lebar seiring empasan napas panjang yang
angkah lebih dulu menuju rumah. Langkah terasa lebih ringan s
u dengan pertanyaan akhirnya mengerti bahw
i samping kanan rumah. Saat menoleh ke arahku, raut wajahnya jelas menyiratkan ras
k Yuni yang segera menghampiri
, Kak," sahu
ai, jadi kuikutin. Kan, bahaya anak gadis
Kamu bikin Kakak kaget aja, dicariin
ngkah menuju rumah. Sebelum kaki menginjak pelatar, Kak Ijul yang berjalan dari sisi kiri rumah
udar. Kulit putihku kini tak lagi bersih, ada noda yang akan terus melekat
imat yang diucapkan Kak Makmur sejenak membuatku
ama, kuselesaikan mandi hanya dengan menggosokkan sabun sekenanya. Se
yang masih terbuka terabaikan karena Kak Yuni sibuk dengan pensil alis di tangan kanan
udian memakai celana jins selutut serta kaos bergamba
apan, Nay. Sudah Kakak siapk
ang melekat di tubuhnya menampakkan lekuk pinggang serta tonjolan dada cukup besar, celana jins di atas lutut tak kalah memamerkan kedua kaki yang memiliki warna kulit kuning langsat
yaku mengingat hubungan rumah t
turut duduk di sisiku kemudian merangkul erat. "Harusnya Kakak yang tanya s
rena susah tidur di rumah Kak Li
? Tapi kamu gak diapa-apain, kan?" tan
ak tahu bagaimana jika harus menceritakannya. Kadang, aku hanya berharap ini hanya mimpi buruk yang panjang
ngapain aja di rumah?" Kak Y
. Biarlah semua menjadi rahasia, biar hanya aku ya
i wajah lagi untuk bertemu Kak Lily. Ak
iku kembali patah dan berdarah. Nyeri yang teramat sangat. Aku menunduk dan mengepalkan tangan, berusaha keras
drik? Nisa sama Via gimana?" Kualihkan pembic
ibongkar orang. Itu aja sih yang bikin Kakak kesal. Soal Nisa sama Via kalau mau ikut Kak Hend
gerti mengapa Kak Yuni bisa seacuh itu pada masalahnya. Atau mu
luar juga terserah. Tapi, kalau mau main ke pantai bilang-bilang du
boxer pendek serta kaos tanpa lengan yang sedang membaca sebuah buku. Laki-laki tampan berkulit putih bersih dengan rambut pendek yang sejak
daan agar bisa mengubur paksa harapan bodoh itu. Lel
gadahkan kepala menatap langit. 'Tuh
ika membuatku tersentak. Aku yang menoleh untuk mdah nakal main sama si
duduk untuk mengam
eakan-akan berhasil mencuri oksigen di sekitarku. Aku yang mulai merasa
ngan senyum yang menampilkan barisan gigi kuning menjijikkan. Meski beg
ranku yang sempat lumpuh. Saat aku menoleh, pemilik suara itu berdiri
rus kukatak