Dendam Wanita Simpanan
Aku bodoh!
cubitan, cakaran bahkan helaian rambut yang j
-gayung tak jua mendinginkan emosi. Aku sudah tak suci
kkan ke setiap bagian yang tadi disentuhnya. Ny
kamar mandi mengantark
karang jam berapa? Aku harus bagaimana? Harus
lan Kak Aulia k
gku di kamar?" Aku terpaksa menjawab, tapi mustahil ke lua
diiringi suara langkah
untuk menghapus s
ak darah di sprei?" p
amu bulanan, Kak. Tolong jaketku, aku nger
is untuk mengadukan semua. Aku ingin mengatakan kalau aku ben
berstatus adik sepupunya. Aku takut, mereka mar
jang kamu. Selesai mandi n
t yang diulurkan Kak Aulia. Terg
ab?" Baru keluar, Kak Aulia lagi-la
sa tidur nyenyak, trus tadi pagi nyeri ha
eras apa aku berusaha tersenyu
au, 'kan, Ijul gak kerja, kamu bisa minta tolong beliin obat?" K
ya. Ingin aku meraih pisau dan menancapkan di jantung pria itu untuk membayar
lesai kursusnya? Kok nyariin aku sih? Gak sibuk
Ijul yang tengah mengisap ro
ai, Nayla! Nanti sprei biar aku yang
Jul, siapin mangkok sana. Aku ngambil baksonya di r
kut," c
an doang." Kak Aulia sama
ndekatiku. "Ayo, ma
terputus di antara kami berdua. KutundukkanKak Ijul, deru napasnya yang tersampaikan pad
Aulia sudah berjalan mendekat. Aku tak ingin ada oran
tanya Kak Aulia, tangannya
uin Kakak," j
, ayo!"
lia. Baru duduk, wanita yang usianya
jangan terlalu dekat Ijul, y
a. Saking kerasnya perutku terasa
eleraku soal cowok gimana?" s
ta yang hampir berjatuhan. Bukan aku yang mendekat, tapi dia yang
ca lengkap sendok dan garpunya. Satu tangannya l
an mengambil alih mangkok. Cekata
rasanya hambar sekarang. Berkali-kali aku mengambil samb
tanyaku pada Ka
Ijul yang tadi hendak menyu
in sambel tadi. Nanti sakit pe
ak berasa. Lagi mau yan
bawa cabai. Segera kuambil, setiap menyuap satu sendok, kutambahkan satu cabai. Tetap s
Kak Yuni dengan Kak Ijul, pikiranku malah
i? Sampai kapan aku harus terus berada di rumah ini? Ap
k Ijul akan mengu