Dua Takdir, Satu Malam
osi. Ia tahu ia harus mengatakan sesuatu-sesuatu yang dapat memberi arah bagi apa
di pipinya. Setelah semua yang telah terjadi, ia merasa tak layak untuk berharap le
terdengar serak, seperti ada bagian dari dirinya yang hancur. "Aku marah pada
ahu. Aku tahu kamu membenciku, Damar. Aku tidak ingin menyusahkanmu, tapi aku ti
namun melihat Kyra seperti ini-hancur dan penuh kebingungan-membuat hatinya tergerak. Namun e
gan nada yang lebih tenang. "Apa yang aku bisa lakukan? Semua yang te
mar. Tidak sekarang. Tapi aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku tidak pernah menginginkan semua ini. Aku... aku butuh
telah ia bangun selama berbulan-bulan. Ia tahu dirinya tidak bisa terus hidup dengan kebencian, tapi kenya
eperti berjam-jam, Damar akhirnya be
rkejut.
telah semuanya. Ini bukan soal perasaan. Ini soal tanggung jawab. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi antara kita, tapi aku tida
asa seolah dunia berputar lebih cepat. Apa yang Damar katakan? Apa benar ini? Apa ia hanya
a dengan suara yang hampir tak terdengar
eban, Kyra. Ini soal apa yang harus dilakukan
tinggal di rumah yang sama dengan Damar? Mereka berdua telah melalui begitu banyak kebencian dan ketegangan, dan kini ia harus hidup bersama pria yang telah m
natap Damar dengan penuh ketidakpastian. "Aku tahu aku sudah merusak ba
. Tapi ini bukan soal perasaan kita. Ini soal apa yang harus dilakukan. Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja, apalagi se
a bisa menerima kenyataan ini, ada secercah harapan. Harapan bahwa meskipun perasaan mereka hancur, mereka mungkin bisa
guan. "Tapi aku... aku tidak ingin membuat hidupmu semakin
kan lihat nanti. Aku tidak janj
tidak akan mudah. Tetapi untuk pertama kalinya, ia merasa ada sedikit harapan. Harapan