icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Asmara Panas JANDA MUDA

Asmara Panas JANDA MUDA

Penulis: WAZA PENA
icon

Bab 1 Pesona Mbak Lina

Jumlah Kata:1114    |    Dirilis Pada: 25/01/2025

ada waktu luang, aku memutuskan pergi ke kampung nenek di lereng gunung. Udara di sini sejuk,

mandangan pegunungan atau ladang-ladang hijau yang terhampar luas di depan rumah. Ternyata, di sebelah rumah nenekku, tinggal seora

ihatnya bermain dengan anaknya di halaman depan rumahnya yang sederhana, sambil tersenyum lebar meski dengan wajah letih. Sesuatu dalam dirinya menggug

hatnya, rasanya ada dorongan untuk mendekat, untuk mengenal dia lebih dalam. Aku tak tahu pasti kenapa aku merasakan ini. Mungkin karena cara dia ter

aku berjalan di sekitar kampung untuk mengambil foto. Enta

na jingga yang lembut di langit. Aku melihat Lina duduk di depan rumahnya, memangku anak kecilny

p dekat, Lina mengangkat kepalanya, menyadari kehadiranku. Senyum l

ku membuka percakapan, berusaha

gguk sambil

ya?" tanyanya dengan suara lemb

sebelah, rumah nenek," jawabku s

lagi libura

Darti?" Lina ter

ang kukira,"Iya, aku baru ke sini lagi, Mbakmu. Lagi cari suas

nya sambil mengelus kepala anaknya

pemandangan ba

h di sini." Aku terdiam sebentar, l

keberatan, suatu waktu m

egitu lembut,"Aku? Aduh, enggak pa

rhanaan dan kealamian itu yang paling indah buat difot

senyumnya tetap ramah,"Wah, bisa saja Mas Bayu. T

dan meskipun ada kesedihan di matanya, dia tetap tampak kuat. Anak kecilnya yang duduk di pangkuannya

it lebih dekat. Aku pamit karena hari sudah mulai gel

Mbak" ucapku se

pa-apa, jangan

apan matanya hangat,"Iya

hana itu membuatku merasa ada sesuatu yang berubah. Aku ingin mengenal Lina lebih dalam, bukan sekadar pere

papan kayu, menikmati secangkir kopi hangat sambil menghisap rokok. Malam itu angin berhembus lembut, membawa

gannya. Senyumnya yang manis memancarkan kehangatan malam yang dingin. Dia tampak anggun dengan pakaian sederhan

" sapaku, berusaha

endekat, wajahnya cerah d

agi ng

esapi suasana. Kampung ini benar-ben

a, memang enak sekali.

ningan malam. Aku melihat dia menyesap tehn

carakan tentang kampung ini

rsenyum, lalu duduk di ba

punya banya

ngkit,"Cerita yang menarik?

, tantangan yang dihadapi sebagai seorang janda muda, dan segala hal yang menyertainya. Sua

epian," ucapnya, menatap ja

tuk terus berjuang. Dia sumber

alaman dalam setiap k

entu bukan hal yang mudah," uca

runtung punya ibu sepertimu, Mbak,"

mata yang bersinar,"T

lama. Setiap tawa dan cerita dari Lina membuatku semakin tertarik padanya. R

isa membantu Mbak Lina dengan fotografi, atau apa pun yang bisa sa

awaranku,"Itu ide yang bagus, Mas. Aku s

h kukira akan terjadi. Perasaan di dalam diriku tumbuh lebih kuat, aku ingin menjadi bagian dari hidupn

eh aku tan

tanya apaan?" balasnya, terlihat tidak kebe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka