Kehancuran Reputasi Raelynn Harper
apu kulitnya, namun ia tidak merasa kedinginan. Hati dan pikirannya jauh lebih dingin daripada udara yang menyelimutinya. Jari-jarinya menatap cincin pernikah
an. Setiap detik bersamanya, baik itu dalam diam ataupun berbicara, ia merasa semakin terperangkap dalam dunia yang tidak pernah ia pilih untuk masuki. D
lanya ada di telapak tangannya-semua itu menyiratkan bahaya yang tidak bisa dihindari. Raelynn berjuang keras menekan perasaan itu, berusaha menolak kenyataan bahwa
songan yang lebih dalam daripada yang ia duga. Setiap kali dia melihat Tristan, setiap kali dia mendengar suaranya, ia merasa seperti bagian dari dirinya sedang dibakar denga
, dan sebelum Raelynn sempat berbalik, sebuah tangan h
datang, lembut namun penuh teka-teki. Suara itu seakan
anya berpikir," jawabnya, berusaha terdengar seimbang. "Tentang sem
ampingnya, tidak berbicara, namun kehadirannya begitu kuat,
atanya menatapnya dengan kedalaman yang
rahkan dirinya kepada permainan yang lebih besar dari dirinya? Dia tidak tahu jawabannya. Apa yang dia tahu
uat daripada yang dia bayangkan, meskipun hatinya terasa
ekspresi yang sulit dibaca. "Bingung tentang apa?" tanyanya, suaran
a... tentang semua ini. Aku merasa seperti terjebak dalam sesuatu yang lebih besar dari aku," katanya perlahan, suaranya bergetar. "Aku
i ini, suaranya tidak lagi terdengar dingin. Ada sesuatu yang lebih lembut, lebih mengerti, meskipun kata-katanya penuh dengan rasa dominasi yang tak bisa disembunyikan
ang menyelinap masuk ke dalam dirinya, meskipun ia tahu bahwa semua itu adalah bagian dari p
-olah berusaha mencari jawaban di antara bintang-bintang yang terlihat di luar jendela. "Aku tidak
m suaranya yang tidak bisa dia pungkiri. "Dan aku di sini bukan untuk membuat semuanya lebih
uk percaya, untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Namun, dia tahu-sangat tahu-bahwa dia tidak bisa jatuh ke dalam jebakan i
ir mata yang hampir tumpah. "Aku tidak bisa membiarkan
nya pilihan, Raelynn," katanya, suara itu rendah namun penuh penekanan. "Dan s
laskan, sebuah keputusasaan yang datang begitu tiba-tiba. Dalam dirinya, ada ketegangan yang
ya dengan suara serak, lebih pada di
na, meskipun Raelynn tahu bahwa kata-kata itu juga penuh dengan sebuah ancaman
emburuk. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, hanya tahu bahwa satu-satunya ha
duduk di sana, dikelilingi oleh kegelapan yang semakin dalam. Dia sudah terjebak dalam perm