Kehancuran Reputasi Raelynn Harper
. Setiap otot di tubuhnya menegang, dan hatinya terasa tertekan, seolah ada ribuan belati yang me
ngalir di tubuhnya. Raelynn menahan napas, mengumpulkan keberanian yang seharusnya sudah lama hilang, dan mendekatkan pisau itu ke arah waj
begitu dekat dengannya dengan pisau itu. Wajahnya yang tampan, dengan garis rahang tegas dan mata tajam, tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan.
tu lebih terdengar seperti seseorang yang tengah menikmati per
istan. "Kyle Blackwood telah menghancurkan hidupku. Dia berjanji akan menikahiku, dan kemudian-" suaranya tercekat sejenak, teringat bagaimana dia b
g pemain catur yang sedang menganalisis langkah lawannya. "Kamu pikir dengan ini kamu bisa memperbaiki
ha menahan amarah yang hampir meluap. "Aku hanya ingin Kyle membayar atas pengkhianatannya. Dan kalau itu be
gan keheningan yang menegangkan. Suasana di ruangan itu terasa tebal, berat
ap menatap Raelynn tanpa rasa takut. "Kamu ingin aku bertanggung jawab?" Suaranya kini lebih dalam, l
menikah denganku," katanya, suara itu bahkan lebih keras dari sebelumnya, menggetarkan uda
berubah menjadi senyum penuh perhitungan. "Menikah? Kamu ingin aku menikah denganmu?" Suaranya seperti sebuah permainan, tap
is apa yang aku inginkan," jawabnya, suara itu penuh dengan keteguhan. "Aku ingin Kyle bertanggung jawab.
mata Raelynn. "Jadi, kamu pikir menikah denganmu adalah cara untuk menyelesaikan masa
a? Dia sendiri tidak tahu. Namun, satu hal yang pasti-Tristan Blackwood bukanlah pria yang mudah
mengakhiri semua ini, aku akan melakukannya. Kamu mungkin bisa menganggapku murahan karena menikahi pria
Tapi aku suka itu." Ia melangkah lebih dekat, jaraknya kini begitu dekat hingga Raelynn bisa merasakan hawa panas yang kelu
ar, tapi hatinya berdegup lebih kencang, tanda bahwa
akukannya untuk uang atau untuk balas dendam. Tapi aku akan menikahimu. Itu akan menguntungkan kita berdua. Kamu ingin balas
yakin akan segalanya? Dia tahu Tristan Blackwood bukan pria yang bisa dipermainkan, dan sekarang
ertanya, berusaha menunjukkan keteguhannya. "Aku ti
itu saja tunduk. Tapi aku ingin melihat sejauh mana kamu bisa bertahan dalam
aling menghitung langkah berikutnya. Dan dalam diamnya, dia
i pikiran mereka berdua: Perang ini belum berakhir, dan siap