Bunga Matahari Milik Amora
mengeras, tangannya mengepal erat. "Kamu tahu betapa pentingnya proyek ini bagi perusahaan?!" la
atar. Penolakannya membuat Aslan semakin naik
t kalo kerja sama bareng Pak Mario?" bentak Aslan, wajahnya memerah padam. Nada suaranya
emua, Pa." tegas Galuh, suaranya datar. Ia lebih mementingkan prinsip
gan lebih baik dari Papa," ujar Aslan, nada suaranya meninggi. "Tapi, lihat kamu yang sekarang, kamu sama sekali n
akan membuahkan hasil. Tatapannya lurus ke depan, seakan menunjukkan
tajam. Ia menatap Galuh dengan penuh curiga, ber
nada suaranya datar. Penyangkalannya tegas, seolah ingin meyakinkan a
u mengikat kontrak dengan Mario. Kalau benar-benar terjalin hubungan bisnis, bisa jadi Sarah dan Galuh akan semak
jadi terlantar," kata Galuh, suaranya bergetar. Ia menatap ayahnya dengan tatapan serius, berusaha meyakinkan ayahn
rolan dingin antara Galuh dan Aslan, berusaha mencairkan suasana. Nada suaranya lemb
buat jagain Amora, apapun kondisinya," kukuh Galuh menolak. Suaranya te
i. Ia menatap Galuh tajam, seolah ingin menegaskan bahwa kewajiban seorang pria adalah bekerja keras untuk kelua
terkekang oleh ekspektasi orang tuanya. Selama ini, ia selalu berusaha memenuhi keinginan mereka,
" Aslan melenggang pergi, suaranya meninggi. Kekecewaan jelas tergambar di wajahnya. Ia merasa putranya sekarang sulit
bahan ejekan temen-temennya gara-gara nggak punya Ibu?" kata Maya, suaranya meninggi. Ia menekankan
hu Galuh sebelum pergi dari hadapannya, meninggalkan Galuh dengan p
gonya sendiri. Itu musuh yang sangat besar bagi Galuh akhir-akhir ini. Ia merasa terjebak dalam dilema yang tak kunjung usai
berusaha mencari ketenangan yang tak kunjung datang. Udara pagi kali ini terasa begitu berat, seakan ikut
ya ceria membahana. Kaki kecilnya sudah tidak sabar ingin me
Amora. Dia mengangkat sudut bibirnya di tengah-tegah pikirannya yang berperang tragis. Senyum i
bil mengacak-acak rambut Amora. Senyum hangat terukir di waja
Amora barusan. Kalimat itu bagai belati yang menusuk relung hatinya. Amora selalu membangga
-dalam, berusaha menguatkan hati. "Ayo, berangkat," ujarnya pada Amor
erapa investor membatalkan kontrak dengan perusahaan kita. Termasuk, Pak Aslan," ucap David, suaranya bergetar. Galuh terperanja
uaranya bergetar. Ia berusaha keras untuk tidak menyalahkan siapa pun, termasuk d
a. Ia takut jika Galuh akan meledak amarahnya dan melakukan sesuatu yang tida
nya cara tersendiri untuk mencapai tujuannya, seringkali dengan cara yang tidak terduga. Galuh sudah terl
ngin kerja sama dari Pak Mario?" gumam Galuh, suaranya terdengar putus asa. Pilihan-pi
, ini Papa," suara berat Aslan memecah keheningan. Galuh menghela napas panjang. Ia
Ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kekhawatirannya. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok As
juk ke arah kursi di hadapannya. Ia berusaha menciptakan suasana yan
merugikan perusahaan, ia berharap Galuh akan mengubah pikirannya dan menerima tawaran kerja sama dari Mari
Ia ragu-ragu untuk mengambil keputusan yang akan sangat berpengaruh pad
l keputusan, karena masa depan perusahaan sedang dipertaruhkan. Tekanan yang dihadapi pe
pa maksud Papa batalin kontrak sama perusahaan ini?" tanyanya, suara terdengar
ru kamu. Banyak yang berpendapat bahwa proyek kamu itu terlalu memakan resiko, terutam
dari sudut pandang yang lain. Dari keputusan bersama itu, akhirnya kami terpaksa harus membatalkan kontr
nya. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aslan. Ada kemungkinan ada kepent
apat tawaran seperti ini," kata Aslan dengan nada tegas. Ia tidak ingin perdebatan
ang peluang yang ditawarkan Pak Mario. Di benaknya, ia membayangkan masa depan perusahaan jika ia me
egas. "Tapi, ada satu syarat. Proyek ini harus tetap berjalan dengan konsep
ratnya?" tanyanya terkejut. Ia tidak menyangka Galuh akan begitu mudah me
k ini hanya berlaku buat urusan bisnis, bukan b
au tidak dengan Sarah sepenuhnya ada di tangan Mama kamu. Sebentar, biar P
kosong ke depan. Dia tahu, ini saatnya untuk bersiap menghadapi kenyataan. Meski berat, dia yakin
berkaca-kaca. Ia masih berdiri di depan gerbang sekolah, tubuhnya t
ajahnya tampak merah padam, keringat dingin membasahi dahinya. Sebagai
ah," rengek Amora sambil mengeratkan pelukannya pada Sarah. Air matanya mulai mene
tar Amora pulang," usul Sarah, menatap Pak Rudi dengan penuh perha
aruk-garuk kepalanya. Ia merasa tidak enak hati karena harus merepotkan Sarah di saat seperti
nyum tulus. Ia menatap Amora yang sedang menggenggam erat tangannya. "Saya jug
tipis pada Sarah. Amora semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Sarah, menolak untuk dilepaskan. Dengan
Amora nggak capek?" tanyanya sambil mengelus lembut rambut Amora. Tatapan matanya pe
ijemput Ayah," ujarnya dengan suara lirih. Nada suaranya terdengar
u?" ajak Sarah dengan suara ceria, sambil mengulurkan tangannya. Ia berharap
r penuh semangat. Ia langsung melompat kegirangan, tidak sa
lah. Mereka menghabiskan waktu bersama, entah itu sekedar jal
at. Untuk sesaat, Sarah melupakan semua beban pikirannya. Rencana pernikahannya dengan Galuh terasa begitu jauh. Saat ini, yang ada hanya