icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bunga Matahari Milik Amora

Bab 4 Dunia Kecil Amora

Jumlah Kata:2158    |    Dirilis Pada: 01/01/2025

mengeras, tangannya mengepal erat. "Kamu tahu betapa pentingnya proyek ini bagi perusahaan?!" la

atar. Penolakannya membuat Aslan semakin naik

t kalo kerja sama bareng Pak Mario?" bentak Aslan, wajahnya memerah padam. Nada suaranya

emua, Pa." tegas Galuh, suaranya datar. Ia lebih mementingkan prinsip

gan lebih baik dari Papa," ujar Aslan, nada suaranya meninggi. "Tapi, lihat kamu yang sekarang, kamu sama sekali n

akan membuahkan hasil. Tatapannya lurus ke depan, seakan menunjukkan

tajam. Ia menatap Galuh dengan penuh curiga, ber

nada suaranya datar. Penyangkalannya tegas, seolah ingin meyakinkan a

u mengikat kontrak dengan Mario. Kalau benar-benar terjalin hubungan bisnis, bisa jadi Sarah dan Galuh akan semak

jadi terlantar," kata Galuh, suaranya bergetar. Ia menatap ayahnya dengan tatapan serius, berusaha meyakinkan ayahn

rolan dingin antara Galuh dan Aslan, berusaha mencairkan suasana. Nada suaranya lemb

buat jagain Amora, apapun kondisinya," kukuh Galuh menolak. Suaranya te

i. Ia menatap Galuh tajam, seolah ingin menegaskan bahwa kewajiban seorang pria adalah bekerja keras untuk kelua

terkekang oleh ekspektasi orang tuanya. Selama ini, ia selalu berusaha memenuhi keinginan mereka,

" Aslan melenggang pergi, suaranya meninggi. Kekecewaan jelas tergambar di wajahnya. Ia merasa putranya sekarang sulit

bahan ejekan temen-temennya gara-gara nggak punya Ibu?" kata Maya, suaranya meninggi. Ia menekankan

hu Galuh sebelum pergi dari hadapannya, meninggalkan Galuh dengan p

gonya sendiri. Itu musuh yang sangat besar bagi Galuh akhir-akhir ini. Ia merasa terjebak dalam dilema yang tak kunjung usai

berusaha mencari ketenangan yang tak kunjung datang. Udara pagi kali ini terasa begitu berat, seakan ikut

ya ceria membahana. Kaki kecilnya sudah tidak sabar ingin me

Amora. Dia mengangkat sudut bibirnya di tengah-tegah pikirannya yang berperang tragis. Senyum i

bil mengacak-acak rambut Amora. Senyum hangat terukir di waja

Amora barusan. Kalimat itu bagai belati yang menusuk relung hatinya. Amora selalu membangga

-dalam, berusaha menguatkan hati. "Ayo, berangkat," ujarnya pada Amor

erapa investor membatalkan kontrak dengan perusahaan kita. Termasuk, Pak Aslan," ucap David, suaranya bergetar. Galuh terperanja

uaranya bergetar. Ia berusaha keras untuk tidak menyalahkan siapa pun, termasuk d

a. Ia takut jika Galuh akan meledak amarahnya dan melakukan sesuatu yang tida

nya cara tersendiri untuk mencapai tujuannya, seringkali dengan cara yang tidak terduga. Galuh sudah terl

ngin kerja sama dari Pak Mario?" gumam Galuh, suaranya terdengar putus asa. Pilihan-pi

, ini Papa," suara berat Aslan memecah keheningan. Galuh menghela napas panjang. Ia

Ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kekhawatirannya. Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok As

juk ke arah kursi di hadapannya. Ia berusaha menciptakan suasana yan

merugikan perusahaan, ia berharap Galuh akan mengubah pikirannya dan menerima tawaran kerja sama dari Mari

Ia ragu-ragu untuk mengambil keputusan yang akan sangat berpengaruh pad

l keputusan, karena masa depan perusahaan sedang dipertaruhkan. Tekanan yang dihadapi pe

pa maksud Papa batalin kontrak sama perusahaan ini?" tanyanya, suara terdengar

ru kamu. Banyak yang berpendapat bahwa proyek kamu itu terlalu memakan resiko, terutam

dari sudut pandang yang lain. Dari keputusan bersama itu, akhirnya kami terpaksa harus membatalkan kontr

nya. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Aslan. Ada kemungkinan ada kepent

apat tawaran seperti ini," kata Aslan dengan nada tegas. Ia tidak ingin perdebatan

ang peluang yang ditawarkan Pak Mario. Di benaknya, ia membayangkan masa depan perusahaan jika ia me

egas. "Tapi, ada satu syarat. Proyek ini harus tetap berjalan dengan konsep

ratnya?" tanyanya terkejut. Ia tidak menyangka Galuh akan begitu mudah me

k ini hanya berlaku buat urusan bisnis, bukan b

au tidak dengan Sarah sepenuhnya ada di tangan Mama kamu. Sebentar, biar P

kosong ke depan. Dia tahu, ini saatnya untuk bersiap menghadapi kenyataan. Meski berat, dia yakin

berkaca-kaca. Ia masih berdiri di depan gerbang sekolah, tubuhnya t

ajahnya tampak merah padam, keringat dingin membasahi dahinya. Sebagai

ah," rengek Amora sambil mengeratkan pelukannya pada Sarah. Air matanya mulai mene

tar Amora pulang," usul Sarah, menatap Pak Rudi dengan penuh perha

aruk-garuk kepalanya. Ia merasa tidak enak hati karena harus merepotkan Sarah di saat seperti

nyum tulus. Ia menatap Amora yang sedang menggenggam erat tangannya. "Saya jug

tipis pada Sarah. Amora semakin mengeratkan genggamannya pada tangan Sarah, menolak untuk dilepaskan. Dengan

Amora nggak capek?" tanyanya sambil mengelus lembut rambut Amora. Tatapan matanya pe

ijemput Ayah," ujarnya dengan suara lirih. Nada suaranya terdengar

u?" ajak Sarah dengan suara ceria, sambil mengulurkan tangannya. Ia berharap

r penuh semangat. Ia langsung melompat kegirangan, tidak sa

lah. Mereka menghabiskan waktu bersama, entah itu sekedar jal

at. Untuk sesaat, Sarah melupakan semua beban pikirannya. Rencana pernikahannya dengan Galuh terasa begitu jauh. Saat ini, yang ada hanya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka