Bunga Matahari Milik Amora
emangat Maya untuk menyatukan keduanya. Segala cara telah ia coba, dari perjodohan yang halus hingga tekanan yang tersel
e menyinari wajah ceria Amora yang sedang melambai dengan semangat. Galuh tersenyum hangat dan segera menepi
awatir. Ia menatap wajah Amora dengan saksama, mencari-cari tanda-tanda ketidaknyam
aunya sama Bu Guru," jelas Amora. "Soalnya, Bu Guru sering cerita dongen
raut wajahnya datar, namun sorot matanya begitu tajam, penuh dengan kebencian ya
t, sambil menggendong Amora yang semakin erat memeluk lehernya. N
kaca-kaca. Ia memeluk erat boneka beruang kesayangannya, seo
ng, ya," rayu Galuh lembut, sambil mengusap-usap rambut Amor
Amora dengan suara manja sambil menggelengkan kepala. Ia m
a Galuh dengan nada khawatir. Ia menatap wajah Amora, berharap putri
dengan nada polos. Mendengar itu, tatapan Galuh langsung berubah menjadi tajam, menusuk ke ara
Sarah singkat, matanya menghindar dari tatapan Galuh yang tajam.dengan suara ceria, memecah ketegangan di antara Galuh dan Sarah. Matany
g. Lebih baik kamu pulang ke rumah. Ayah nggak tenang kalau k
uh kekecewaan. Ia menunduk, matanya berkaca-kaca, perlahan-lahan air matanya meluncur jatuh membasahi pi
ang sebentar sebelum kembali fokus pada kenyataan. Dengan semangat yang
ketika air mata Amora terhenti. "Ayooo!" seru Amora. Dengan sisa-sisa air mat
anak Papa yang pintar, mau naik mobil yang nya
t malam. "Aku mau lihat bunga-bunga warna-warni di taman, Pa!" ujarnya sambil m
ni, jangan kemana-mana," ucap Galuh sambil mengelus rambut Amora lembut
incang. Rasanya, ia seperti debu kecil yang melayang-layang, tak terlihat dan tak terdengar. Ia i
arah Sarah dan satu lagi ke arah Galuh. "Amora mau gandeng tangan bu guru sama tangan Ayah," ucapnya polos, sambil menar
Dadanya terasa sesak, seolah ada batu besar yang menghalangi napasnya. Senyum tipis yan
-saat itu tepat sekali untuk membawa keluarga bersantai disana, tapi mungkin bersantai tidak berguna bagi Sarah dan Galuh. Diban
n. Ia merasa suasana di antara mereka berdua semakin canggung. Dengan pert
ih. Kata-kata itu keluar dari bibirnya seperti gelembung sabun, sebentar ada lalu menghil
. Lagipula saya juga nggak marah, udah biasa juga Mama bahas hal itu." Nada suaranya lemb
mnya lirih. Bahasan tentang pernikahan selalu membuatnya merasa tert
as. Ia ingin memastikan bahwa tidak ada ke
Masih," jawabnya singkat. Nada suaranya datar, seolah-olah ing
ma biar batalin rencana pernikahan ini," ka
inin Ayah kamu kalo ini cuma buat urusan bisnis, bukan buat ikut campur sam
us membohongi orang lain. Ia tidak bisa memberikan Galuh cinta yang ia harapkan. Ia tahu, ini akan menyakitkan bag
mu, keputusan Ayah jauh lebih baik!" suaranya meninggi. Nad
akannya terhadap pernikahan yang sudah direncanakan. Mario mengepalkan tangannya di samping tubuh hingga
Ia merasa kalah telak dalam perdebatan ini. Dengan berat hati, Sarah memutus
enang, Mas. Duduk dulu," ujarnya lembut, tangannya meraih tangan Mario yang me
io dengan lembut. "Kita bisa bicarain ini baik-baik. Kalo
h, duduk," perintah Ratih pelan, namurganya ini cukup rumit. Namun, jika terus dibiarkan, masalah ini hanya akan semakin membesar. "
u," ujar Ratih lembut, matanya menatap Sarah dengan penuh perhatian. Tangannya mengg
dia anak yang baik. Tapi, setiap kali aku lihat Galuh, aku takut. Aku tau Galuh masih sayang sama m
ap Sarah yang duduk di hadapannya, wajah gadis itu tampak pucat. "Aku tahu ini keputus
ku tetap bulat buat nolak rencana pernikahan ini," tegas Sarah. Suaranya man
i Sarah juga nggak mau maksain diri sendiri. Sarah tahu ini menyakiti Ay
akhir," ancam Mario, suaranya meninggi. Sarah hanya mampu melihat punggung ayahn
n dengan Sarah. "Bukannya ini urusan aku sama Sarah? Kalo emang keputusan kami sama-sama nolak, pernikahan ini n
setuju. Dari mana kamu tahu kalau Sarah bakal nolak?" tegas Maya.
erima pernikahan itu? Bukannya dia selalu menolaknya saat meng
elah kamu. Jadi, jangan ambil keputusan secara memihak. Coba lihat dari sudut pandang yang lain. Masa depan perusahaa
elum bijaksana. Kamu masih perlu memikirkan ini matang-matang. Jangan sampai
Pak Mario," ucap Aslan lelah, suaranya terdengar datar. Ia sudah terlal
rah? Lebih-lebih saat Galuh tahu bahwa Sarah menyetujui rencana pernikahan ini. Pikirannya berkecamuk, antara mempertahan