Perfect Servant
ni sedikit berbeda dengan apa yang sudah pernah dia lalui dengan Riri, karena situasi sekarang sedikit memberinya tuntutan untuk memuaskan. Pemuda itu menanti dengan sabar setelah mengetuk
di dalam yang membuat debaran di jantun
ah yang suasananya agak gelap, dia tidak merasa perlu untuk menyalakan lampu meski dia butuh. Namun
ghisap sebatang rokok. Wanita itu menyeringai ketika menyadari Angga masuk ke dalam ruangan. "Hai, Aang. Senang se
ihadapannya. Ketika mereka saling menatap, untuk beberapa alasan pem
u disini karena suatu alasannya dan kita berdua tau untuk alasan ap aitu. Jadi, aku butuh bantuanmu untuk sesuatu. Sesuatu yang tidak bisa kuminta dari sembarang orang
a yang tidak gatal. "Mungkin yang kau dengar sedikit dilebih-lebihkan. Tapi aku akan me
ujung pakaiannya sendiri dan menariknya hingga lepas. Membiarkan kedua
ah a
rena tampilan memukau yang tersaji di depan mata. Pemuda itu kehilangan kata hing
atu yang lumrah baginya. Padahal saat ini ada seorang pria menonton dirinya yang s
nku. Payudaraku membengkak karena susu yang ada di dalamnya dan dengan kondisi ini aku jadi kesulitan menyusui anakku. Kalau suamiku ada dia pasti akan membantuku meredakan hal ini. Tapi berhubung dia tidak akan kembali karena seda
an putih kental yang keluar dari puncak payudara sang wanita. Dia kontan meneguk air liurnya s
secara otomatis mulai melingkarkan lengannya dibahu Angga dan menariknya ke depa
elum akhirnya dia menjulurkan lidahnya sendiri guna mengusap organ
an dan keinginannya membuat pemuda itu terdorong untuk menci
ebelah payudara Agna yang bebas dan memainkannya ketika kedua mata pria itukenakan dan tanpa sadar menancapkan kukunya di pun
ta itu tertancap di punggungnya. Namun rasa sakit disana bukan apa-apa bila dibandingkan dengan kehangatan dan kelembutan yang menyeli
la Agna terdongak dengan mulut terbuka. "Ohh ... enak sekali." Pandangan matanya mul
ng seenak ini seumur hidupnya, tetapi justru dari situasi ini dia malah jadi menginginkan
sikan. Dia mendongak ke arah wanita itu hanya untuk sekadar menyaksikan ekspresi kenikmatan yang dia buat ketika putingnya terus menyemprotkan susu lang
ekitar puting, lidahnya berputar-pu
menjambak rambut Angga dan memeluk pria itu erat-erat. "Ohhh! Lagi, Aang! Perah aku lebih kera
yang telah membengkak karena ulahnya dengan bunyi 'pop' sebelum kemudian melanjutkan ciumannya di dada Agna. Dia mengecup lembah diantara k
!" Agna mengera
an bunyi letupan basah. Pipinya memerah dan napasnya tersenggal-
annya bekerja saat dia menikmati rasa susu yang tersisa. "Rasanya begitu lu
susuku ..." Dia secara perlahan menarik ke atas rok yang dia kenakan dan Angga tetap di posisi, menatapnya ke
apa-apa dibalik roknya?'
ang manja, dengan sebelah tangan yang masih memegang roknya, dia menggunakan
si wanita, dia dapat secara langsung me