Perfect Servant
imana menjelaskan perasaan yang saat ini menderanya. Namun yang pasti mulut wanita itu terasa begitu nikmat apalagi ketika dia menggerakan kepalanya pula
ta Angga tertuju kepada vagina Riri yang basah di depan mukanya. Dia pun memi
aat yang sama merasa bangga pula karena itu berarti Angga menikmati permainan mereka berdua. Wanita itu mulai merasakan pula ujung milik pria itu menyentuh bagian belakang tenggorokannya, mengingat pula ben
ri membuat Angga mulai tidak terkendali. Pria itu terhenti sejenak dari a
ya ke dalam mulut Riri yang lapar. Wanita itu sempat mundur hingga hanya tersisa bagi
ika wanita itu selesai menelan semuanya. Ketika dia pikir permainan usai, rupanya milik Angga masih bisa berdiri tegap. Wanita itu kontan sumringah buk
Oke? Karena hukumanku untuk
. Tanpa basa-basi Riri langsung meluncur kepangkuan pemuda itu. Dia menyer
bagaimana kau tahu
ara Riri yang bergoyang seiring pergerakan wanita itu. Melihat tatapan penuh nafsu si pemuda ke arah buah dadany
au begitu ini untukmu, co
bul keluar dari mulut si wanita dengan punggung yang melengkung ke belakang sehingga dadanya kian terdorong dan membus
nya. Memutari puncak dadanya dengan lidah sebelum menghisapnya kuat-kuat seolah akan ada sesuatu yang keluar dar
pun kau menghisapnya," kata wanita itu dengan terengah ketika mera
mencengkram kejantanan Angga seraya menjilat bibirnya yang basah. "Kuharap kau menunjukan seberapa perkasanya dirim
m. Kedua mata wanita itu juga membelalak lebar ketika merasakan lubangny
tika milik si pria terbenam sepenuhnya di dalam miliknya yang super ketat sampai ke ujungnya.
ensasi penis Angga di dalam dirinya dan mulai menghancurkan dia dari dalam. Ketika dia mulai mengangkat pinggulnya ke atas, wanit
ngat menarik. Tetapi melihat dia dalam versi se binal dan seliar ini terus terang ini lebih dari pada yang bisa bayangkan. Rambut panjang teru
inya lah yang membuat pergerakan secara brutal untuk terus menarik dan mendorong ke dalam c
bercinta di bawah sana. Setiap pergerakan semakin meliar, makin keras, makin cepat. Suara erotis yang terci
leher wanita itu dan bahkan menghisapnya membuat Riri makin dibuat kelojotan. "Ahhh enak! Enak! Fuck me hard!
Dia berteriak lagi dengan kepala menghadap ke atas langit-langit tatkala dia mendapatkan orgasme yang dirindukannya. Ta
stru karena dinding vagina Riri yang mengencang disekeliling mi
ntuk berlutut. Sementara Angga secara spontan membelai dirinya sendiri dengan cepat hingga sensasi panas mulai mengalir ke uju
rma panas membasahi payudaranya yang ge
ga setelah dia keluar. Sungguh lucu dan membuat Riri semakin ingin menggodanya. Sekali lagi, Riri kembali menduduki A