Perfect Servant
anya mampu menghela napas sambil merenung. Kejadian semalam masih sangat membekas dalam hatinya, dan ki
Saat Angga meraih benda itu, dia mendapati nomor yang tidak dikenal di layar ponselnya. Sete
al
Memang sudah pukul tiga sore saat itu. Dari suaranya yang sangat familiar Angga bisa menebak siapa orang iseng yang menghubunginya dengan nomor baru kepadanya saat in
-basi dengan orang itu, tetapi dia menahan keinginannya untuk menutup
u? Aku butuh sedikit ba
kalau pinjam u
nyah terdengar dari sana dan seketika Angga mengerutkan keningnya. Dia tampa
i, kau b
ro, oh? Jangan-j
n diba
terjadi. Katakan padaku, apa yang terja
elepon tidak akan mengetahuinya. "Aku dicamp
ankah itu langkah yang
an sekalinya punya uang dari hasil kerja serabutan. A
rlarut-larut. Hidupmu masih panjang dan ada banyak perempuan yang kurasa bersedia men
u bangsat. Langsun
tapi setelahnya dia terus-terusan menerorku. Aku jadi tidak b
itu lekat-lekat seolah-olah dia betulan sedang menatap lurus ke arah orang yang sedang
pa yang bisa kau lakukan kalau kau sudah bertemu dia secara langsung. Kalau kau belum kenal yang kenalan saja sekalian. Sekilas info saja dia juga baru put
itu dia tetapi beranjak dari posisinya segera. Kalau dipikir memang dia juga tidak punya kegiatan, jadi sekalian sa
g terjadi. Dan orang itu mungkin ada benarnya. Berkenalan dengan orang baru m
*
p rapat. Ada tulisan tutup disana. Dia mengerutkan kening. Kalau dibilang repot karena
buruknya semakin menjadi karena dia berpikir barangkali ada maling atau penjahat yang sedang beroperasi. Karena terlanjur masuk, Ang
sahabatnya. Saat itu lah dia mendengar suara samar dari arah dalam rumah. Toko Doni sendiri memang sejenis ruko,
a penjahat dan itu sebabnya dia meminta pertolongan. Tanpa basa basi pemuda itu mulai mengikuti suara yang dia de
ar. Tubuh Angga langsung membeku m
at pemuda itu shock adalah fakta bahwa kini perempuan itu sedang bermain dengan sebuah dildo besar
i. Menikmati semua hal yang dia inginkannya tanpa peduli ada Angga yang
hanya dengan mainan murah seperti ini! katanya sesuai pesanan sedangkan ini apa?
eluar mainan tersebut dari dalam dirinya dan melemparkannya ke samping sebelum akhirnya kedua mat
?!" teriak peremp
ita itu memuaskan dirinya sendiri di dalam sana. Tidak ada banyak kata-kata yang bisa Angga ucapkan, isi kepalanya mencoba sebisa mungkin m
buh Angga yang ramping dan tegap. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah dan mendapati sebuah tonjolan menarik dari ba
nita itu terdengar agak tinggi seakan siap memarahi. Meski sebetulnya suara meleng
tup pintu geser ruangan tersebut dan mengunci dirinya bersama perempuan itu di dalam s
n diri untuk tidak melihat tubuh telanjang sang wanita dalam satu bingkai yang utuh. Kedua dadanya yang bulat dan kencang berwarna kecoklatan, dengan rambut panjangnya, dengan kedua kaki ramping, dan pahany
vasi seorang wanita," kata Riri sambil menyeringai. "Tapi untukmu, kurasa aku akan member