Kamu Milikku (Hasrat Gila bersamamu)
nyadari kebenaran dari ucapanku," tukas Ho
i sesekali melihat ke belakang, karena mau bagaimana pun dirinya takut jatuh terjungkal. Tatkala dirinya melihat j
ia hampir melewati pintu, lengan kelar lelaki itu telah lebih dulu meraih p
kik Thania sembari memberont
i ke dalam. Dirinya segera membalikkan tubuh mereka dengan Thania kini ia ge
dari posisi berdirinya di samping pintu, kemudian segera mengangg
rasa sedikit pusing karena posisi tubuhnya yang terbalik, bahkan rambut pa
epas. Meskipun beresiko dirinya jatuh ke lantai. Namun, dirinya merasa itu leb
dua bongkahan padat yang ada di bagian belakang tubuh Thania, di mana kedua ben
utup inti wanita itu, hingga isinya yang putih juga bersih, terlihat. Lelaki it
onda mencubit kedua pantatnya bergantian. "Singkirkan
Honda sembari menurunkan paksa Thania di atas tempat tidur dengan cara setengah
ajah pucat pasi sembari berusaha mundur ke belaka
ya sembari menanggalkan kaos yang ia kenakan, hingga tato naga miliknya terlihat jelas,
resleting celananya, baru menurunkan keduanya hingga berkumpul di kaki, hingga kini hanya tersisa penutu
ucat pasi karena yakin jika lelaki itu berniat buruk padanya. Meskipun dirinya masih utuh
tidak melaksanakan niatnya. "Don't do that, please!" mohonnya sembari mu
anya jatuh berkumpul di bawah kakinya. Gegas lelaki itu mengangkat kakinya satu persatu, hingga
egitu besar juga nampak gagah perkasa yang ia yakini
annya yang terikat kuat di belakang tubuh terasa sakit saat ia
Thania, kemudian menariknya kuat,
perlihatkan paha putih mulusnya yang kembali membuat Hon
Thania, kemudian dengan lembut menye
ing memandang, mencari izin dalam tata
gelombang emosi yang mengalir dalam dirinya, sebua
ebuah momen yang penuh dengan intensitas emosional, meninggalkan
Honda merasakan sensasi yang luar
rena ini adalah pengalaman yang sangat berbeda baginya, me
hanya karena bingung dengan kata-kata Honda, tetapi juga
kat, dan tangan-tangannya yang kuat tampak
aat Honda semakin mempercepat gerakannya, ketika lelaki itu hampir mencapai pu
kenikmatan, ia tiba-tiba menghentikan gerak
paru-parunya yang terasa kosong. Keringatnya mengalir deras,
i yang Thania berikan padanya sangatlah memuaskan. Dala
terkuras habis. Terjatuh berbaring tengkurap di atas tempa
g ia rasakan sangat mendalam. "Mengapa aku harus mengalami ini?" bisik Thania dal
r yang membuatku jatuh lebih dalam ke dalam jurang kesedihan?" Thania terjeba