icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Fate That Bind Us

The Fate That Bind Us

Penulis: S.Rustandi
icon

Bab 1 1. PERTEMUAN TAK TERDUGA

Jumlah Kata:1061    |    Dirilis Pada: 24/12/2024

uu

a berpikir panjang, ia buru-buru mengusap noda itu dengan tisu yang ada di tangannya. Namun, seperti yan

rat seorang pria terdengar dar

buhnya, dengan wajah yang seakan diukir sempurna. Mata cokelat terang pria itu menatapnya penuh rasa bersa

cap pria itu, kali ini

negara. Sejak ia tiba beberapa hari yang lalu, telinganya hanya dipenuhi dengan bahasa asing-Italia, Inggris, dan beberapa bahasa lai

gan sedikit gugup, ia menjawab, "Tidak ap

kejut. Lalu matanya beralih ke noda kopi di bajunya, dan ia terl

nya, sambil menyodor

ok," jawabnya, sambil menarik jaket tipis dari dalam tas. Ia tidak ingin ter

blazernya. "Baiklah," ucapnya singkat. Namun, dari sorot matanya

a?" tanya Freya sambil melirik pakaian pria it

hat merek Armani yang tertera di jas

r habis, apalagi kalau harus mengganti jas semahal itu!" pikir Freya, me

u dengan tenang. Ia melirik jam tang

kkan sesuatu. Tidak lama kemudian, ponselnya berbunyi. "Itu nomor

ertanya, pria itu melanjutkan, "Kalau nanti ada yang perlu diganti atau saya pe

um tipis dan berbalik, meninggalkan Frey

Indonesia? Tapi kenapa ada di Venezia?" gumamnya pela

*

t, Freya kembali ke penginapan kecil tempatnya menginap. Sambil merebahka

Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan memeriksa itinerary perjal

pelan. "Tapi kenapa dia ada di sini? Dan kenapa

rtemuan tadi hanyalah sebuah kebetulan yang tidak akan terjadi lagi.

*

depannya terdapat beberapa rekan bisnis yang sedang membahas kontrak pentin

ngung namun tetap ramah, serta caranya mencoba menghilangkan no

nya?" pikirnya. Namun ia s

ng tidak penting," gumamnya pelan, mencoba mengembalikan

dirinya membuka daftar kontak di ponselnya. Nama yan

amun akhirnya mene

*

dikenakan keesokan hari ketika ponselnya berbunyi. Ia menga

ab Freya, s

ahkan kopi Anda," suara di ujung telep

da apa ya, Tuan?" tanyanya,

k saja," jawab pria itu. "Dan juga, saya ingin b

ya sudah membersihkannya, dan semuanya

belum ia melanjutkan, "Tapi mungkin, jika Anda tidak keberatan,

a. Tawaran itu terdengar tidak biasa, terut

-pikir dulu, ya," j

a bisa menghubungi saya," kata

Freya menatap ponselnya dengan ca

*

tindakannya tadi cukup spontan, bahkan mungkin sedikit aneh. Namun, ia

nya pelan, sambil me

ari Freya. Gadis itu tidak seperti wanita lain yang pernah ia temui-ter

lam hatinya, ia tahu bahwa ini lebih dari sekadar rasa penasaran. Ia merasa seperti ada ikat

ang mengalami kekacauan kecil. Senyum itu tetap memancar hangat, dan

een, meskipun hatinya sedikit ragu. Tetapi

e Con

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka