Mencintai dari Dunia Lain
sa-gesa. Marlena dan keluarga yang lagi sibuk menata ru
ikejar-kejar setan?" spontan Marle
lena dan keluarga, dia menunduk mengatur napa
a." Mendengar itu sontak semua orang yang ada di sana te
sih ragu?" dari sekian orang yang ada di sana, Marlenalah yang paling terkejut. Tubuhn
incin peninggalan ibu tertinggal di rumah B
n pada Thomas. Sesekali matanya menatap Santos, Ayahn
ut bingung dengan keadaan ini. Marlena mas
anpa cincin itu, Thomas?" tanya
dalah pembawa keberuntungan dan akan melanggengkan hubungan rumah tangga kita, Marlena. Cincin
memegangi bibirnya. Ada melongo karena benar-benar berada da
g sudah tidak sanggup menanggung b
ngat. Bahwa apa pun peninggalan dari orang tua bisa mendatangkan keberuntung
ha hanya mengangguk kecil. Dia juga sama dengan yang l
u kembali menatap Thomas yang masih me
ena sudah terasa berat. Gundukan air mata di matanya semakin tebal. Thomas melihat itu, ikut be
kin, Thomas? Ini malam pernikahan kalian. Apa kalian bisa memastikan
. Tubuhnya seketika gemetaran us
Percayalah padaku. Karena cincin itu akan membawa keberuntungan." Thoma
ebenarnya dia ingin melarang Thomas pergi. Akan tetapi tekadnya ya
as. Jagalah dirimu baik-baik di perjalanan." Marlena menggenggam tangan Th
eluknya. Dia bisikan kata untuk mene
, Marlena." Thomas memegang kedua pipi Marlena. Jari-jarin
dia tidak ingin membuat Thomas ragu. Biarkan Thomas pergi dengan penuh percaya
*
diantar Marlena dan Santos. Mereka masih
baik selama di perjalanan." Marlena melepaskan tangan Tho
dulu, Marlena, Ayah." T
gian Thomas yang semakin jauh masuk ke ruangan
a, Ayah?" Marlena menatap Santos
Semuanya akan baik-baik saja,
ang Thomas tumpangi telah melesat jauh ke atas. Marle
udah menghubungi beberapa pihak yang terlibat. Hanya tinggal pihak dekor
udah bikin ulah lagi." Marlena menggenggam t
mbalasnya. Dia usap pelan-pelan tel
ju jalan raya. Pagi sudah kian matang di kota itu saa
*
cemas?" Seorang Kakek-kakek yang masih tampak bugar ten
kirkan beberapa hal saja." Thomas me
man Thomas. Thomas mengernyitkan dahi. Ada apa d
mu?" ucapan Kakek itu membuat mata Thomas melebar selebar-lebarn
perti itu, Kek." Thoma
a yang ditumbuhi bulu-bulu tipis. Bulu-bulu itu
ya?" Kakek itu bertanya lagi tanpa merasa berdo
mengetahui semua tentang dirinya. Padahal sebelumnya,
engetahui banyak hal tenta
Kakek itu malah tertawa
a pernah bertemu dengan Kakek ini, atau mungk
ula kamu tidak pernah mengetahuiku. Aku bukan keluargam
a bisa membaca pikiranku dan dia tahu semuanya tentangku
ambu