Hati yang Kau Sakiti
dingin ketika ia mendengar suara pintu kamar terbuka. Wanita yang berusia 27 tahun itu men
mu sudah
. Jadi, aku baru sempat pulang sekarang," jawa
i besar. Tanggung jawabnya besar, mulai dari mengawasi pembangunan hingga memastikan segala sesuatu berjalan sesuai jadwal. Har
n, sambil mengangkat pandangannya,
enghentikan aktivitasnya, dan menatap Kiran yang sedan
Kiran menyodorkan sebuah ala
at berbentuk panjang tersebut dari tanga
hamil,
dengar itu. "Kenapa bisa kamu hamil? Bukannya
menunda memiliki momongan terlebih dahulu, me
ayal, Kiran selalu takut dengan sorot mata tersebut. Dia terdiam, bibirnya te
ga selalu menyuruhmu untuk minum pil KB?" Lagi, sua
an untuk menjawab pertanyaan suaminya itu. "Maaf, Mas. Aku sud
asan Kiran. "Kenapa kamu tidak
nyaris hampir tak terdengar. "Aku takut k
ila tidak minum obat itu lagi,
rang arah, tangannya segera menyanggah kepalanya yang terasa berat. Bagaimana tidak, beban di pundaknya
kredit, belum juga hutang bank, dan tagihan lainnya yang membuatn
si. "Mas, kenapa kamu seperti ini? Seharusnya
pnya tajam. "Kamu tahu, aku ini sedang pusing! Aku sedang memikirkan bagaimana caranya membayar tagihan yang sudah membengkak, dan seka
rkataan suaminya itu. Beban? Apakah suaminya me
ami temanku merasa bahagia ketika tahu istrinya sedang hamil. Tapi kenapa dengan kamu?" Suara Kiran mulai terdengar putus asa. Wanita itu melanjutkan perkataannya
a masih terlalu besar. "Kiran, kamu tidak mengerti. Aku tidak bilang aku tidak bersyukur, tapi situas
k di hadapan Arka, berharap suaminya mau me
salah. Tapi kita bisa melaluinya bersama. Aku but
ti posisinya. Arka menggenggam tangan Kiran, lelaki itu menundukkan kepala, sebelum akhirnya b
D
las. Dia menarik tangannya dari genggaman Arka dan berdiri dengan cepat. "Apa?! Bagaimana bis
"Aku hanya berpikir tentang bagaimana kita akan menghadapi semua ini. Kita ti
a. "Kamu tidak berpikir tentang aku, tentang anak kita. Kamu hanya berpikir tentang dirimu sendiri
ikan kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak kita di masa depan. Jik
suaminya akan berkata demikian. "Mas, tidak ada waktu yang sempurna untuk memiliki anak. Setiap orang tua pasti menghadapi tantangan. Tapi
l oleh kata-kata Kir
hal ini, maka aku akan melakukannya sendiri. Tapi aku harap kamu bisa melihat bahwa ana
aku capek!" Arka berdiri dan lan
apa kamu s
Lelaki yang berusia 30 tahun itu memasuki kamar m
unda memiliki anak. Alasannya tetap sama, karena banyak tagihan yang harus dibayar. Na
g dibalik pintu, tiba-tiba terdengar satu notifik
tersebut. Mata coklatnya melebar ketika melihat sekilas pesan yang masuk. Tanp
e mari, 'kan? Cleo demam, kita h
D
ersebut. "Siapa ini? Kenapa dia mengirim pesan seperti ini?"