Suami Wasiat Dari Suamiku
eolah dunia juga tengah berusaha untuk meredakan kesedihan yang menguasai hatinya. Ia memandang ke sekeliling kamar yang
Setiap sudut kota ini mengingatkannya pada kenangan bersama Arief. Kenangan yang tak bisa ia lupakan, kenangan yang bahkan seolah menjadi bagian dari dirinya yan
dari dalam sana. Ia tahu, meskipun hidupnya hancur, ia masih memiliki sesuatu yang lebih besar untuk dijaga, untuk diperjuangkan. Namun, di sisi lain, hatinya me
nah terasa seperti getaran perasaan yang tak bisa ia ungkapkan. Semua yang pernah ia harapkan, yang pernah ia impikan bersama
terus muncul dalam pikirannya. Bagaimana ia bisa menerima Andi setelah semua yang terjadi? Apakah itu mungkin? Dapatkah ia mengabaikan kenyataan bahwa Andi a
, memecah keheningan yang mencekam. Lina t
engar lirih, seolah t
, ini sa
am ketegangan. Lina menatap ponsel itu sejenak, mencerna kata-kata yang baru
mencoba menenangkan diriny
engar mengganggu, tapi saya hanya ingin memastikan apakah Anda baik-baik saja. Saya tahu saya tak bisa menggantikan Arief,esuatu yang berhubungan dengan Andi, namun ada perasaan yang lebih besar mengisi dadanya. Andi mungkin bukan orang y
ya terdengar rapuh, seperti ia sedang berusaha menutupi luka yang tak bis
aya mengerti, Bu Lina. Saya tidak ingin terburu-buru. Tapi... jika ada yang bisa saya
u yang tulus dalam suaranya, meskipun ia masih meragukan apakah itu benar-benar niat yang tulus atau sekadar upay
r sana terasa begitu jauh. Hatinya terasa hampa, penuh dengan pertanyaan yang tak terjawab. Haruskah ia menerim
an yang
ujan, seolah alam pun ikut merasakan kerisauannya. Perasaan kehilangan dan kebingungannya semakin mendalam, dan Lina tak tahu
tnya. Namun, semakin ia berusaha, semakin ia merasa terjebak. Kenangan bersama Arief masih begitu kuat dalam dirinya, ta
atangi bersama Arief. Sebuah taman kecil di pinggir kota yang memiliki banyak kenangan indah. Tempat di mana mereka
a menutup matanya sejenak, merasakan angin yang sejuk menyapu wajahnya. Kenangan bersama
ula. Arief telah pergi, dan ia harus menerima kenyataan itu. Semua yang bisa ia lakukan sekar
suara menghentikan
kah di depannya. Wajahnya terlihat lebih tenang, me
meskipun suaranya tidak terdengar marah. Ad
erkata-kata sejenak. Hanya ada suara hujan yang semaki
ranya pelan namun penuh perhatian. "Saya ingin menemani Anda, Lina. Jik
dalam dirinya-kebingungan, kesedihan, dan bahkan sedikit harapan. Mungkinkah ini jalan ya
, dan ia harus memilih dengan hati yang penuh pertimbangan. Entah itu
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan, tapi saya ing
h kebahagiaan. Ini adalah senyum yang penuh harapan, senyum yang me
na merasa bahwa meskipun jalan ke depan penuh denga