Suami Wasiat Dari Suamiku
detik yang lewat terasa begitu sia-sia. Semua yang mereka impikan, semua rencana mereka, kini telah hancur. Dia merasa seperti berada di dalam sebuah mimpi buruk yang tidak
dimaksud Arief? Mengapa Arief berkata seperti itu? Lina tidak bisa memahaminya. Saat itu, semuanya terasa kabur. Di tengah kes
alam keadaan yang tidak sadar. Mungkin itu hanya sebuah hal yang terucap karena rasa sakit. Namun, e
san ya
un menangis bersama dirinya. Di antara kebisingan dunia yang terus berputar, Lina merasa seperti dirinya terjebak di da
semakin terpuruk. Setiap sudut rumah mereka mengingatkannya pada kenangan-kenangan manis bersama Arief. Tertawa bersama, mere
ersenyum dengan bangga, sementara Lina memeluk perutnya yang mulai membesar. Mereka tampak begitu bahagia, pe
ar ponsel yang menunjukkan nama yang tidak ia kenali.
al
ngar gugup, namun jelas.
a. Pria yang secara tidak langsung telah mengubah seluruh hidupnya
uaranya serak dan datar, meskipun dalam hat
ak layak untuk meminta maaf, Bu Lina. Saya tidak bisa mengembalikan semuanya, tapi saya hanya ingin
g bisa kamu lakukan untuk mengembalikan Arief? Untuk mengembalikan semuanya?" Lina menahan air
u saya berada di sana, dalam keadaan mabuk. Saya... saya sangat menyesal. Tapi saya... saya merasa
a. "Kamu... tidak bisa menebus apapun. Arief sud
a ingin membantu Anda. Saya ingin... saya ingin menjaga Anda dan anak Arief.
ar merasa menyesal, ataukah ada niat lain di balik kata-katanya? Lina tidak tahu apa yang harus ia perc
njaga dirinya? Apakah itu benar-benar demi kebaikan dirinya? Atau mungkin..
an Tak
ari itu, hujan turun deras, seakan dunia masih berduka bersama dirinya. Ketika ia sampai di s
tapa gugupnya pria itu. Andi mengenakan pakaian yang sederhana,
ara pelan, seakan takut mengganggu
. Ia hanya memandang pria itu dengan tatapan kosong. Andi men
. "Kenapa kamu menghubungi s
f yang tulus. Saya tahu tak ada yang bisa mengembalikan apa yang telah saya lakukan. Tapi saya... saya ingin menawarkan dir
rkesan sinis. "Kamu merusak hidup saya, Andi. Kamu menga
kukan. Saya... saya hanya ingin menebus apa yang saya bisa, Bu Lina.
perasaan kosong yang ia rasakan, sebuah kehampaan yang entah bagaimana semakin besar. Andi mungkin bukan orang yang
anti Arief?" tanya Lina dengan
isa menggantikan Arief. Saya hanya ingin membantu Anda... menjad
akan beban yang begitu berat di dadanya. "Saya
i wajahnya. "Saya mengerti, Bu Lina. Saya hanya ingin Anda
yang ada dalam hatinya. Apakah dia harus menerima Andi? Apa yang harus dia lakuka
terus hidup dalam bayang-bayang Arief. Dia h