Suami Wasiat Dari Suamiku
di atas kertas putih yang memperlihatkan detak jantung bayi mereka. Hanya segenggam ukuran kecil, tapi bagi Lina, it
di sini?" tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu, meski ia sudah menebak. Lina mena
a bergetar sedikit. "Ini a
an menjadi orang tua?" Ia mendekat dan duduk di samping Lina, lalu menatap gambar itu seolah itu adalah sebuah kar
kita akan jadi orang tua yang hebat, kan?" Lina memiringkan kepala, matanya berkilau dengan ai
at bayi kita. Aku ingin melihat dia tumbuh besar dengan cinta yang sama seperti yang kita berikan s
ing berbagi impian, kesedihan, dan kebahagiaan. Tapi saat ini, dengan bayi yang akan datang, Lina merasa
ba-tiba, suaranya serak, meskipu
penuh perhatian. "Apa ya
u semua yang kau inginkan... Takut... takut kalau semuanya akan hancur," Lina menjela
jadi ibu bagi anak kita, Lina. Aku tahu itu. Kau hanya perlu percaya pada dirimu sendiri seperti aku mempercayaimu.
ief menjadi musik yang menenangkan hatinya. Tidak ada lagi yang bisa ia ingink
rogoti hatinya. Dunia ini kadang bisa begitu kejam, dan ia tak tahu apa yang akan terjadi pada masa de
u mendalam dan keinginan untuk menjalani hidup ini bersama. Mereka telah melewati banyak hal bersama, tetapi
n di langit. Linanya bisa merasakan kehangatan matahari yang
ta bayangkan, dan kebahagiaan itu-seperti pelangi-dapat hilang begitu saja dalam se
adari apa yang akan terjadi. Ketika Arief keluar untuk membeli makan malam, Lina mengira itu akan menjadi hari yan
rima telepon malam itu, sebuah suara yang sangat
suara di telepon itu terguncang, dan sebelum Lina bis
na, di ruang darurat rumah sakit, ia melihat Arief terbaring tak berdaya, tubuhnya terhubung dengan banyak alat
nya, berharap ia bisa bangun dan mengatakan bahwa semuanya aka