Istri Yang Tersiksa
m yang bergelombang lembut di jendela. Angin pagi yang masuk melalui celah-celah gorden membawa aroma segar dari taman kecil di halaman belakang. Tapi tidak ada ke
ria yang selalu diidam-idamkan oleh banyak wanita; tampan, karismatik, dan cerdas. Namun, bagi Rania, pria itu seperti musim dingin yang membekukan. Ketegangan di a
ang. Seperti biasa, itu adalah Raka, putra Rizky dari pernikahan sebelumnya. Rania tahu bahwa hari itu, seperti hari-hari lainnya, akan
riang saat dia masuk ke kamar. Ia membawa sebua
enyum yang tulus di wajahnya. Namun, senyum itu terasa se
. Dia mendongakkan kepala ke arah Rizky, yang masih terlelap. "
gang. "Ya, Nak. Ayah sangat lelah akhir-akhir ini," jawab Rania sambil menahan
ebih dalam daripada biasanya. Sejak awal pernikahannya, Rania sudah tahu bahwa Rizky hanya menyisakan ruang kosong dalam hatinya untuknya
kita sarapan dulu," kata Rania deng
ela matahari sedang tersenyum cerah. Rania menghidangkan roti bakar dan selai strawberry, menu yang hampir tak pernah berubah sejak pernikahan mereka. Ia tahu Rizky
kan bermain bola di lapangan!" katanya dengan mata yang berbinar. Rania mengangguk, membalas senyuman Raka
matanya tajam, dan ekspresinya tetap seperti biasa, dingin dan tak terbaca. Ia duduk di kur
lalu kembali menatap ponselnya, mencari tahu email atau pesan yang menunggu di layar. Di sisi lain meja, Raka men
ut Rizky adalah pisau yang merobek, dan setiap diam yang ia pilih adalah luka yang semakin dalam. Pagi
ereka. Foto-foto yang diambil ketika semuanya tampak sempurna. Tawa mereka terlihat tulus, mata mereka terlihat hidup.
di sekelilingnya, yang lebih dalam daripada ruang di antara dinding-dinding rumah. Ia tahu bahwa di d
rdegup kencang, seolah mengetahui apa yang akan dikatakan oleh dokter itu. Ia menarik napas dalam-dalam, merasak
u pagi Anda," suara Dr. Amelia terdengar
ter," jawab Rania,dah keluar. Kami ingin mendis
enghantam pantai. "Apakah... apakah ada kabar buruk?" tanyanya, suara
h mencapai stadium dua. Kami harus segera memulai pen
luar, suara mobil yang lewat terdengar begitu jauh, seperti deru angin yang tak ada artinya. Di dalam diriny
bukan hanya karena rasa sakit yang akan datang, tetapi juga karena ketidakberdayaan yang menggerogoti. Ia mendongak ke arah langit-l
ngar. Namun, di mana pun Rizky berada, ia hanya sebuah b