Dikhianati Saudara Tiri
ela membuatnya teringat pada malam itu, malam ketika hidupnya berbalik arah, ketika ia dikhianati oleh orang yang paling ia percayai. Dira, saudari ti
ng. Alif sedang tidur di kamar, jadi siapa yang datang di jam seperti ini? Ia berdiri deWanita itu memandang Kiana dengan mata yang memohon. "Kiana, aku tahu ini sangat terlambat,
angkahnya terhenti. Dira, saudari yang dulu bersekongkol dengan Alif, berdiri di sana, menatap Kiana dengan
erusak segalanya di masa lalu," jawab Kiana, sua
ak akan meminta maaf atas semua yang terjadi, karena itu tidak akan mengubah apa-apa. Tapi aku ingin mengatakan bahwa aku da
rah, namun juga ada rasa kebingungan yang membingungkan. "Kau ingin membuat semua
ambat, Kiana. Tapi aku tidak bisa hidup dengan penyesalan ini. Aku ingin Haidar tahu bahwa dia mem
kata yang keluar dari bibirnya, tetapi ada sesuatu dalam ekspresi Dira yang membuatnya ragu.
erdengar dari dalam, disertai den
ar dulu, ya? Mama ingin bicara sebentar," kata Kiana, mencoba menenangkan anaknya. Tet
" tanya Haidar de
a ia tidak berbahaya. "Aku... aku tante Dira, Nak. Tante
sulit ditebak, lalu menoleh ke arah Kiana.
bimbang yang semakin menyesakkan dada. "Iya, Haidar. Tapi kita akan membicarakan ini nanti. Sekarang, masuk
hak meminta maaf, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku tidak ingin menyakiti Haidar. Aku ingin d
hu itu, kau harus membuktikannya, Dira. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghancurkan kebahagia
siap, Kiana. Aku hanya ingin kesempatan untuk menu
di dalam dirinya. Meskipun masih penuh keraguan, ada sesuatu dalam dirinya yang merasa bahwa mungkin, ha
arapan. Alif duduk di ruang makan, sedang membantu Haidar dengan pekerjaan rumah. Kiana menga
n sikap hati-hati. "Aku berharap kau tahu apa yang kau lakuk
atapan yang teguh. "Aku tahu, Alif. Aku
u hal yang bisa ia percaya, itu adalah kenyataan bahwa hidup ini tidak selalu hitam dan putih. Kadang-kadang
tekad. "Mari kita lihat apakah kau ben
iaan mengalir di pipinya. "Aku ak
ga ada ketegangan yang belum sepenuhnya hilang. Namun, di balik semua itu, Kiana tahu bahwa pertarungan te
wajahnya, Alif duduk di sampingnya, dan Dira tampak lebih ceria daripada yang pernah ia lihat. Kiana merasakan
mberikan kesempatan bagi hati yang lelah untuk bernapas. Kiana tahu bahwa jalan ke depan tidak akan