icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri Penebus Hutang

Bab 3 Pernikahan yang Terpaksa

Jumlah Kata:1163    |    Dirilis Pada: 10/12/2024

an mengungkapkan kesedihan yang terpendam. Setiap langkah yang diambilnya di rumah yang tak lagi bisa disebut rumah itu seolah menuntunnya lebih dekat ke takdir yang

i ke bawah, tanpa hiasan, hanya dinding kain yang membungkus tubuhnya yang kurus. Ia berdiri di depan cermin kecil, menatap dirinya sendiri, mencoba merasakan

ya, terlihat lebih tua dan lelah dari sebelumnya. Ia menaruh tangan di b

ak dan tidak meyakinkan. Elara menatap pantulan ayahnya di cermin, melihat pria yang telah mengorbankan

ar, ayah?" tanya Elara, matanya berbin

tahu, Elara. Aku hanya tahu satu hal-kau adalah orang yang paling kuat

matanya sejenak, mendengarkan suara hujan yang menenangkan, seolah-olah alam mencoba memberinya

asa yang lebih tertarik pada keuntungan dan kekuasaan daripada kebahagiaan calon pengantin. Ruangan tempat upacara itu berlangsung dihiasi dengan kai

akannya membuatnya terlihat seperti sosok yang datang dari kegelapan, dan setiap langkah yang diambilnya seakan-akan menorehkan jejak kekuasaan yang tak bisa dila

sebuah kilasan rasa sakit yang sulit dijelaskan. Elara ingin bertanya, ingin tahu mengapa mata itu tampak begitu te

ke laut, tidak bisa dihindari dan tidak bisa dibatalkan. Setiap kata yang diucapkan oleh pendeta itu semakin menekan dada Elara, membuatnya merasa seperti ada

ling mengucapkan janji, suara Raka, meskipu

ya," katanya, dan meskipun suaranya seolah-olah mengandung kekuatan, ada juga kesedihan di

sa keluar. Mereka berdua terjebak dalam dunia yang tak mereka pilih, terikat dalam ikatan y

semua yang terjadi adalah mimpi, sebuah kenyataan yang tidak bisa ia sentuh. Para tamu tertawa, berbicara tentang bisnis dan politik, sementara Elara duduk di kursi, d

akhirnya bertanya, suaranya lemah, tap

elum ia menjawab, "Kita akan pergi ke rumahku.

hnya yang duduk di ujung ruangan, memandangi mereka de

ri sebelumnya, dengan nada yang sulit ditebak. Elara menatapnya, mencoba membaca apa yang ada di ba

g aneh. Hujan kecil masih jatuh dari langit, dan setiap tetes yang mengenai jendela mobil seolah menghantam jantun

semakin berat, seolah ada tangan yang mencekiknya. Raka duduk di sampingnya, tubuhnya tegap dengan tatapan yang sulit ditembus. Elar

coba memahami sesuatu yang lebih dalam. Elara menatapnya, melihat wajahnya yang s

an. "Aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi aku tahu sat

buhnya kecil dan rapuh, ada kekuatan yang tak terlihat di balik matanya yang penuh dengan rasa takut dan harapan. Raka

i malam hari. Rumah itu tampak seperti kastil yang tak bisa diakses oleh siapa pun. Elara melangka

benaknya. "Selamat datang di rumahmu, Elara," katanya, tetapi suarany

rti sedang pecah menjadi ribuan potongan kecil. Ia tahu, perjalanannya baru saja di

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka