Proposal Cinta Sang Miliarder
hangat di tengah sejuknya malam. Farhan, yang baru saja selesai mengikuti kajian, masih berdiri di sisi luar masjid, menikmati k
, ada ketenangan yang sulit dijelaskan, sebuah kedamaian yang langka ditemukan di tengah hidupnya yang penuh tekanan dan hiruk-pikuk dunia bisnis
semuanya masih tergambar jelas dalam benaknya. Ia semakin yakin bahwa wanita itu memiliki sesuatu yang berbeda - ketenangan dan keyakinan yang mem
ut menyapanya dari arah sam
bab warna pastel yang menambah kesan teduh pada wajahnya. Ada senyum kecil di bibirnya, senyum yang membuat h
ngan suara tenang, meski di dalam hatinya
atnya. "Saya tidak menyangka bisa bertemu kamu di
dah lama saya rutin datang ke kajian ini, tapi ... baru belakanga
d ucapannya. "Senang mendengarnya. Masjid ini memang mem
an Farhan merasakan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia bahagia bisa berbicara langsung dengan Aisyah, tetapi di sisi lain, ad
yah tiba-tiba, membua
saha menjaga nada suaranya tetap te
ya sering melihat kamu di kajian, tapi saya penasaran ... apa yang membuat kamu
sa semua ini adalah cara saya untuk lebih dekat dengan Allah. Saya merasa ada banyak hal yang harus saya perbaiki dalam diri. Kajian di masji
rasakan hal yang sama. Kadang, hidup terlalu sibuk den
anpa embel-embel status atau kekayaan yang selama ini mengelilinginya. Namun, bayangan tentang statusnya
anya sesuatu," Farhan be
emberikan isyarat ba
ungkin memiliki segalanya di dunia ini, tapi dia memili
ederhana ketika memiliki segalanya membutuhkan kekuatan hati yang besar. Saya sangat menghormati orang yang mampu melak
, meskipun perasaan cemasnya masih ada. "Terima k
enunggu angkutan umum untuk pulang. Farhan, yang berdiri di sampingnya, merasakan do
h dari sini?" tanya Farhan, mencoba
ak terlalu jauh, hanya beber
ikan Aisyah pulang dengan selamat. "Aisyah, jika tidak keberatan ... saya bis
iklah, terima kasih banyak, Farhan. Saya tidak ingin merepot
di sebelahnya, melihat wajahnya yang tenang. Dalam hatinya, ia semakin yakin bahwa Aisyah adalah orang yang tepat. Ia mera
saya, Farhan," kata Aisyah saa
ya senang bisa membant
"Semoga kita bisa bertemu lagi di kajian selanjutnya.
"Aamiin. Terima kasih, Aisyah. Semoga All
u sisi, ia merasa bahagia bisa lebih dekat dengan Aisyah, tapi di sisi lain, ia merasa ada beban yang semakin b
i Aisyah, tanpa mengkhianati keikhlasannya. Meski ia memiliki segalanya di dunia, ia tahu bahwa cinta sejati tidak dap
di hatinya. Apakah Aisyah akan tetap melihatnya sebagai Farhan yang sederhana, a
belum terjawab, menggantung dalam pikirannya, meninggalk