Liang Hangat Sang Penari
lendir melotot denga
ketika kedua mata para pelanggan Cafe terku
terlihat ranum menggairahkan dari
u semakin membuat penasaran jema
ng bagai tidak ters
ut tipis dan kecil Lisna, hingga berhenti pada m
mamerkan bokong putih kencang dengan gerakan kelewat sensual. Mendadak kepalanya pusing akibat menahan gejolak kuat yang tiba-tiba muncul. Jantun
ungkai menjepit tiang. Topi pesulap entah terlempar ke mana. Ujung rambu
sna.Tersaji sensual memanjakan sisi liar dirinya.
a. Hanya kain tipis yang membatasi pandangannya. Sesuatu di bawah perut
edari tadi berada di sisi kanan dan kirinya membe
nya minum. Budi memilih pasrah demi mengemba
ngang, kedua matanya terkunci, setia men
nyajikan gerakan yang sensual, menuruti imajin
padanya seolah bertanya apa kamu suka?
ri cantik dan ranum sedang berakr
rkali-kali bergesekan dengan selangkangan hang
na bergerak naik turun dan ia menenggak minuman dari sloki dengan frustasi hingga ke
yang sedang menari liar di hadapannya. Gadis di kanan kirinya entah sejak kapan sud
al menuruni meja yang sekal
kedua mata Lisna y
ya bisa melongo saat Lisn
isna kini meliuk-liuk di atas tubuhnya. Kedua
ya ada di mana dan sedang berbuat apa. Seluruh
meremas lembut rambutnya sebelum pagutan mesra m
nang meski kepala
ara ranum Lisna, merasakan kekenyalannya sebel
m ini" bisik Lisna sebelum meng
kan botol minuman. Ia menenggak dengan rakus
edua kakinya. Jemari berkuku merah membuka
melihat Budi telah kehilanga
desah tertahan, saat Lisna melaku
risih melihat yang Budi yang sedang meringis nikmat saat sa
biasa menyaksikan hal
an pelanggannya terpuaskan
nahan kepala Lisna tan
melesakkan kejantanannya dengan kuat demi me
hli karena sama sekali mi
an dengan keji menahan kepala Lisna
ters
pipi Lisna dengan sebelah tangannya. Me
an sperma menetes dari sudut b
i akan muntah, mati-matian
tuk profesional memberi
i atas meja dan menjejalkanny
pala Lisna hingga mendongak dan terpaksa m
bermain-main dengan Lisna, mua
udah mendekati bibir. Tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia lihat barusan. Ia semakin terh
ngan tatapan keji yang sama sekali belum pernah ia temukan s
nya sebatas ditemani minum tida
a wanita itu untuk memuas
h tergerak untuk sekedar
yang pusing dengan sebelah tang
isna memeluk s
tus. Seringainya mengembang saa
Apa ada yang salah.
pat menempelkan telunj
ma pantes dape
nya duduk. Reaksi pelanggannya
bir merah Lisna . "Mulut lo bau got. Pergi sa
n menghampiri Budi yang
menekan batang roko
tin kontol yang lain sana," uca
ihat Lisna yang memat
gat mabuk. Yuk kita pulang." Shi
mau pake memek perek" Budi
ama dia." Budi menuding w