Liang Hangat Sang Penari
Germo kamu,kalau saya ga
am
nyuman main-mai
stri kamu kan?" Senyuman Lisna mengembang lebih lebar. "Mau nge-roo
u saja saat melihat Lisna berus
tidak ingin berhenti memancing Budi dengan fantasi kotor. Rupanya, Budi tidak bisa diperlakukan dengan hormat.
ak kontol. Jangan harap saya sudi tidur sama pela
iri Budi. Mirip seperti saat pria itu mabuk.
mu aja di mulut aku tapi kamu nggak boleh sentuh aku. Buktinya m
mbali terbayang kemolekan tubuh Lisna malam itu. Paha terbuka lebar dan selangkanga
ngi malem kemarin di k
nyum menatapnya. Kedua matanya kini terang
l mengeluarkan sisi be
erma bau, di mulut kamu." Budi menatap t
et bibir kamu," balas Li
t kontol saya? Apa mulut kamu itu, nggak ada harganya?" Senyuman ejekan tertahan di sudut bib
nya, Budi Hendrajit pria seperti ini? Sayangny
ita untuk dijadikan wanita simpanan ka
aya dengan keberanian
aya" Budi kembali
yumannya men
n sikapnya. Ia ingin melihat sejauh
prot di muka kamu." Cengira
amar, make it fast karena
. Budi luar biasa b
?" Budi ters
pu, kamu bener
a gampang bikin aku keluar cepat?p
ngangkat kedua alisnya samb
te kayak.kamu tebal muka juga ya... " Budi kem
mana? Ye
epuluh menit." Budi mengangkat
amu, Cuma buat jilatin kontol saya?" Sen
u mau apa?" Tatapan
i adakah kesungguhan di dalam raut wajah
di segera mengambil kotak rokok
" Senyuman remeh
cuh dan bangk
n tangannya. "Aku check in sekaran
dah sambil meli
li lagi sambil menggenggam perg
jenis pelacur nekat. Pelacur mana yang nekat hidup setahun dengan laki la
di.
menatap wajah Lisna dengan frustas
bertahan menggunakan kata aku, meski Bud
wa kecilnya berderai, membuat dahi Lisna berkerut. "Kamu pikir kamu
nya malem i
aya lagi ngocok di WC. Kamu nggak sehebat itu, please
ar langkah kaki. Gadis it
mengumpat d
a!" ucapnya sebelum
Aku bisa lebih hebat da
sung berbalik, ter
u kalau istrinya su
n wajah Sonya saja sudah membuatnya merasa berdosa saat berada di situa
npa istri itu b
heran. Dari m
gan Lisna menyentuh
Bud
mematung di tempatnya saat melihat s
a
tangan Lisna yang
ok di sini?" Bud
i tadi nunggu
lum memperhatikan perempuan cantik
a bodoh saat ini. Sementara Lisna, menahan s
menunduk sopan. "Saya telpon Bapak secepa
udi menat
ekarang Pak?"
t ambil mobil. Saya tunggu," jaw
ngkahnya melambat saat melihat perempuan yang tadi bers
n itu me
meliri
" Lisna men
nti dan menatap le
an melangkah angg
nya. Maka mulai hari ini, ia akan m
nya Pak Budi?" Lisna mel
eparuh. Putih, mulus, sekal menggoda. Dalam hati bertan
n kartu kamar hotel. Bukan president suite, tapi ini yang tadi
hotel dari tangan perempuan asing deng
kartu itu dititipkan melalui dirinya tanpa etika. T
na tersenyum lebih lebar. Ia sangat ingin te
an." Sigit memasukkan kartu kamar
" Lisna melirik genit sebelum
an ludah saat melihat
tap nanar mobil Lisna yang men