Perjodohan Tidak Diinginkan
nahan napas menghadapi konflik yang semakin memanas. Rania tampak gelisah di kam
s dengan wajah penuh kebimbangan. Kata-kata Kakek Adhitama terus terngiang d
buka perlahan. Adrian masuk tanpa
pelan, mencoba membaca
ngkah mantap, tatapannya
diri, mencoba menenangkan diriny
pan langsung dengan Nadira. "Apa kau sudah
dira mengulang kata
drian dengan nada dingin, seolah
ng tanpa emosi. Namun, dia mengangguk pelan. "Jika i
lampu tidur dan mematikannya. Kamar itu menjadi redup, ha
eka. Adrian kembali mendekat, dan dalam sekejap, dia memegang
rian menghentikannya dengan nada tegas. "Tidak per
ndang pria di depannya dengan campur
kan H
n hatinya masih berat mengingat apa yang terjadi semalam. Adrian tidak menu
nia sudah duduk di sana. Wajah wanita itu tampak
ndir Rania sambil menyelipkan sen
empat di ujung meja. Dia tahu bahwa setiap kata
t dari kursinya dan mendekati Nadira. "Apa kau bangga sekarang, N
ki hatinya bergetar. "Aku tidak pernah berniat merebut siap
an wajahnya ke arah Nadira, suaranya berbisik tajam. "Tapi aku tahu betul,
tetap tenang. Dia tahu bahwa Rania hanya ingin me
i Tengah
ak di antara dua wanita yang kini menjadi bagian dari hidupnya. Hatinya terus bertan
or Adrian siang itu, seperti
akek tanpa basa-basi, duduk di
semuanya butuh waktu. Ini tidak
arus lebih tegas, Adrian. Jangan biarkan siapa pun, terutama R
, meskipun di dalam hatinya,
ng Tidak
tuk mengambil langkah drastis. Dia
a tegas, tanpa memberi ruan
engan ekspresi lelah. "T
da penuh emosi. "Aku tidak akan membiarkan dia me
au perasaan. Ini tentang keluarga kita, t
ian dengan mata berkaca-kaca. "Apa kau tidak peduli l
a pun yang dikatakannya tidak aka
ha lebih keras, Adrian. Aku janji, aku akan melakukan apa saja agar
yang membebani hatinya. "Rania, ini bukan sesuatu yang
lum keluar dari ruangan, dia berkata dengan suara bergetar, "Kalau kau terus mema
engan perasaan tidak tenang. Konflik ini belum selesai,