Menyukai Dosen karena Truth or Dare Gila
g Pak Andra, Raina duduk di kamarnya bersama Siska dan Maya.
," kata Raina sambil menghela na
tu masuk," ujar Maya samb
nggak tahu novel klasik
ari tahu dulu. Besok bawakan dia buku favori
menit, ia tersenyum. "Oke, aku tahu. Besok aku akan bawa Pride and Prejudice
yang baru dibelinya di toko buku semalam. Dengan gugup, ia menunggu di depan ruangan Pak Andra
k!" seru Raina de
p Raina dengan ekspresi datar.
buku itu. "Saya dengar Bapak suka novel klasik,
ati-hati, seolah tak percaya apa yang sedang te
ya ingin berterima kasih karena Bapak sudah selalu m
ya, Raina melihat sudut bibir pria itu sedikit t
na. Ini buku bagus
. Ia tidak menyangka usahanya membuahkan ha
nnya ke ruang dosen, meninggalkan R
h Beri
berkumpul dengan Siska dan May
ra senyum gara-gara aku kasih buk
mpol. "Bagus, Rai! Itu tanda dia m
harus terus cari cara buat
nta bimbingan tugas lagi, tapi kali ini aku akan ajak dia bicara soal no
unggu lagi di luar ruangan Pak Andra setelah jam kulia
waktu sebentar?" tanyan
an ekspresi bingung.
Bapak kemarin. Ada beberapa bagian yang saya ng
Kamu ini seperti tidak punya pe
"Maaf, Pak. Saya cuma in
guk. "Baiklah. Kita bi
an di Pe
ra. Di meja, buku Pride and Prejudice terbuka di tengah, sementara
k takut menyuarakan pendapatnya, meski itu berarti me
kalinya, ia merasa Andra bukan sekadar dosen galak, tapi seseor
zabeth sejak awal, tapi dia terlalu sombong untuk me
ng begitu. Cinta sering kali membua
kecil. "Iya,
a. Ada sesuatu di matanya yang sulit diartikan, tetap
ng Mula
ini sebagai tantangan konyol untuk membuktikan keberaniannya kepada teman-temannya. Namun, semak
. Ia tidak bisa memungkiri bahwa gadis itu memiliki keberanian dan keha
rmainan kini berubah menjadi sesuatu yang lebih rumit. Ia mulai bertanya-tanya, apa