Belenggu Pernikahan Sang Mafia
yang masih melekat di tubuhnya kini terasa berat, seolah-olah menjadi beban nyata atas penderitaan yang baru saja dimulai. Ia memandang kel
kebencian seseorang yang bahkan tidak kukenal den
nyeka air matanya dan mencoba berdiri tegak. Seorang wanita paruh
am Anda," kata wanita
engangguk lemah
ngan raut wajah penuh simpati. "Maafkan saya jika terlalu lancang, Nyonya
at Aveline merasa tidak terlalu sendiri. "Terima kasi
oba makan, meskipun selera makannya hilang sepenuhnya. Ia tahu ia harus teta
r dan dokumen-dokumen yang berserakan di mejanya. Namun pikirannya tidak tertuju pada pe
gumamnya sendiri. Namun, tidak ada pen
membuyarkan pikirannya.
, semua sudah berjalan sesuai rencana. Leonard Harper mulai b
a terus bertanya-tanya. Pada akhirnya, dia aka
agu, "Dan Nyonya... bagaimana dengan d
. "Dia bukan urusanmu. Dia hanya al
gan cepat, meninggalkan Gabriel
as ranjang besar yang terasa seperti gua kosong. Setiap kali ia meme
ra langkah kaki di lorong. Dengan hati-hati, ia membuka pintu dan meli
eperti ini? pikir Aveline. Ada ras
emastikan dirinya tidak terdengar. Sesampainya di depan ruang
n seseorang di telepon. Suaran
u tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Leonard Harpe
purna, tetapi apa yang sebenarnya telah dilakukan ole
u?" tanya sua
n nada dingin. "Dia hanya bagian dari rencana
Air matanya kembali mengalir tanpa bisa ditahan. Ia m
ari alat untuk pria itu. Apa aku bisa bertahan dalam pernikahan seperti ini? pikirny
," gumamnya dengan suara bergetar. "Aku har
elap gulita. Ia tahu jalannya tidak akan mud
lipisnya dengan frustasi. Ia tahu rencananya berjalan dengan baik, tetapi un
tinya berkata sebaliknya. Di balik semua kebenciannya, ada ses
ya merasa semakin kecil. Gaun pengantin yang masih melekat di tubuhnya kini terasa berat, seolah-olah menjadi beban nyata atas penderitaan yang baru saja dimula
m kebencian seseorang yang bahkan tidak kukenal den
nyeka air matanya dan mencoba berdiri tegak. Seorang wanita paruh
am Anda," kata wanita
ngangguk lemah.
ngan raut wajah penuh simpati. "Maafkan saya jika terlalu lancang, Nyonya
t Aveline merasa tidak terlalu sendiri. "Terima kasih,
oba makan, meskipun selera makannya hilang sepenuhnya. Ia tahu ia harus teta
-
r dan dokumen-dokumen yang berserakan di mejanya. Namun pikirannya tidak tertuju pada pe
umamnya sendiri. Namun, tidak ada penye
membuyarkan pikirannya.
, semua sudah berjalan sesuai rencana. Leonard Harper mulai b
a terus bertanya-tanya. Pada akhirnya, dia aka
gu, "Dan Nyonya... bagaimana dengan dia
"Dia bukan urusanmu. Dia hanya alat
an cepat, meninggalkan Gabriel se
-
s ranjang besar yang terasa seperti gua kosong. Setiap kali ia memeja
ra langkah kaki di lorong. Dengan hati-hati, ia membuka pintu dan meli
seperti ini?** pikir Aveline. Ada r
emastikan dirinya tidak terdengar. Sesampainya di depan ruang
n seseorang di telepon. Suaran
u tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan. Leonard Harpe
purna, tetapi apa yang sebenarnya telah dilakukan ole
u?" tanya sua
nada dingin. "Dia hanya bagian dari rencana in
Air matanya kembali mengalir tanpa bisa ditahan. Ia mun
dari alat untuk pria itu. Apa aku bisa bertahan dalam pernikahan seperti ini?** pikir
," gumamnya dengan suara bergetar. "Aku har
lap gulita. Ia tahu jalannya tidak akan mudah
lipisnya dengan frustasi. Ia tahu rencananya berjalan dengan baik, tetapi un
tinya berkata sebaliknya. Di balik semua kebenciannya, ada ses
riel semakin marah