Belenggu Pernikahan Sang Mafia
ic sudah tampak sibuk. Para pelayan berlalu-lalang mengerjakan t
memandang cermin besar di kamar yang menunjukkan pantulan dirin
enderitaan. Ia membersihkan wajahnya, mengganti gaunnya dengan pakaian sed
g rapi. Ia tampak seperti sosok sempurna seorang pria kaya dan berkuasa, tetapi dinginn
ne pelan, mencoba
eline dengan ekspresi datar. "Kau tidak per
ang cukup jauh darinya. Sepiring roti panggan
gin sekali bertanya tentang apa yang ia dengar semalam,
uar," ucap Ave
tap makanannya, menatap
k bisa terus-menerus terkunci di dalam ru
ni, Aveline, dunia luar tidak aman untukmu. Banyak orang y
utkan kening.
Gabriel tajam. "Kalau kau ingin keluar, kau harus
riel, tetapi ia tidak ingin memperpanjang argu
atu anak buahnya yang berdiri di dekat pintu. "Eric, kau tema
dengan rambut hitam pendek, m
l di pusat kota. Aveline menghirup udara segar, mencoba menikmati k
rlalu dekat," kata Aveline samb
ga Anda, Nyonya. Jika sesuatu terjadi,
t. "Dia selalu seperti itu?" tanyanya, mencoba mencari t
, "Tuan Gabriel adalah pria yang sang
ktif? Sepertinya itu bukan kata ya
ahu lebih baik untuk tida
semua yang telah terjadi dalam hidupnya. Namun, ketika ia sedang dudu
tapnya dengan tatapan tajam. Aveline tidak mengenalnya, tetapi
gilnya denga
endekat. "Ada
Aveline, menunjuk ke arah pr
erubah serius. "Tetap di sini," katan
ekat, pria itu masuk ke dalam
ng. "Kita harus kembali ke man
yang terjadi?" tan
ktu untuk men
gu mereka di ruang tamu. Tatapannya penuh ke
i?" tanyanya den
Nyonya di taman," lapor Eric. "Saya t
a menoleh ke arah Aveline
i suara Gabriel, meskipun itu hanya sesaat
l cepat. "Mulai sekarang, kau tida
? Ta
au istriku sekarang, dan aku bertanggung jawa
gunanya berdebat dengan Gabriel. Ia hanya bisa ke
ngan Gabriel? Pikir Aveline sambil men
rjanya, menatap foto keluarga Aveline yang
a rendah. "Permainan ini belum selesai
ic sudah tampak sibuk. Para pelayan berlalu-lalang mengerjakan t
memandang cermin besar di kamar yang menunjukkan pantulan dirin
enderitaan. Ia membersihkan wajahnya, mengganti gaunnya dengan pakaian sed
rapi. Ia tampak seperti sosok sempurna seorang pria kaya dan berkuasa, tetapi dinginnya
ne pelan, mencoba
eline dengan ekspresi datar. "Kau tidak per
ang cukup jauh darinya. Sepiring roti panggan
in sekali bertanya tentang apa yang ia dengar semalam, t
uar," ucap Ave
tap makanannya, menatap
k bisa terus-menerus terkunci di dalam ru
i, Aveline, dunia luar tidak aman untukmu. Banyak orang yan
utkan kening.
Gabriel tajam. "Kalau kau ingin keluar, kau harus
riel, tetapi ia tidak ingin memperpanjang argu
atu anak buahnya yang berdiri di dekat pintu. "Eric, kau tema
dengan rambut hitam pendek, m
-
l di pusat kota. Aveline menghirup udara segar, mencoba menikmati k
lalu dekat," kata Aveline sambil
ga Anda, Nyonya. Jika sesuatu terjadi,
t. "Dia selalu seperti itu?" tanyanya, mencoba mencari t
"Tuan Gabriel adalah pria yang sangat
ktif? Sepertinya itu bukan kata ya
hu lebih baik untuk tidak
emua yang telah terjadi dalam hidupnya. Namun, ketika ia sedang duduk
apnya dengan tatapan tajam. Aveline tidak mengenalnya, tetapi ad
ilnya dengan
endekat. "Ada
veline, menunjuk ke arah pria
erubah serius. "Tetap di sini," katan
ekat, pria itu masuk ke dalam
ng. "Kita harus kembali ke man
yang terjadi?" tan
tu untuk menje
-
gu mereka di ruang tamu. Tatapannya penuh ke
i?" tanyanya den
Nyonya di taman," lapor Eric. "Saya t
menoleh ke arah Aveline.
suara Gabriel, meskipun itu hanya sesaat.
l cepat. "Mulai sekarang, kau tida
? Ta
au istriku sekarang, dan aku bertanggung jawa
gunanya berdebat dengan Gabriel. Ia hanya bisa kemb
ngan Gabriel?** Pikir Aveline sambil men
janya, menatap foto keluarga Aveline yang i
dengan suara rendah. "Per