Langit yang Merindu
ringan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mulai menikmati hari-harinya dengan lebih tenang, tanpa bayang-bayang m
unga warna-warni yang mekar di sepanjang jalan setapak, serta pohon-pohon rindang yang memberikan keteduhan. Dengan angin
i. Ia menatap sosok pria di sampingnya yang sedang sibuk mengaduk minuman di t
ti?" tanya Aruna, tersenyum
a ke Aruna. "Aku? Oh, aku cuma mikir... sebenarnya a
sentuh, namun ia berusaha menyembunyikannya di balik senyuman tip
oyangkan dedaunan di sekitar mereka. Masing-masing tampak enggan mengungkapkan sesuatu
na, aku tahu aku mungkin bukan orang yang sempurna atau bisa menggantikan siapapun
ik kata-katanya. Ia bisa merasakan bahwa apa yang dikatakan Jati b
nya sedikit berkaca-kaca. "Kamu selalu ada di saat aku butuh,
an dari Aruna. "Jadi... bolehkah aku berharap lebih dari ini, Run? Aku ingi
, tapi ada ketakutan yang masih ia simpan. Setelah mengalami luka dari masa lalunya dengan
n kalau apa yang kita rasakan bukan sekadar pe
ku akan menunggu, berapa pun lama yang kamu butuhkan.
begitu sabar dan pengertian. Dengan lembut, ia meraih tangan Jati yang berada di sampingnya
ku senang karena kamu
yaman. Ada rasa harapan yang tumbuh di hati Aruna, sebuah harapan bahwa
*
ersama, entah itu sekadar mengobrol ringan di kafe, menonton film, atau berjalan-jalan santai di sekitar kota. Aruna merasa
h foto ketika ia dan Jati sedang berjalan di pantai saat ada festival lampion beberapa bulan yang lalu. Di foto itu, Jati sedang terseny
iaan yang ia cari sebenarnya telah ada di depan matanya selama ini. Hanya saja, ia terlalu terjeba
ya. Ia tak lagi ingin terjebak dalam kenangan bersama Langit. Ia ingin melangkah maju dan
*
t favorit mereka, sebuah kafe kecil di tepi danau yang tenang. Begi
atan serius," tanya Jati
ati dalam-dalam. "Aku cuma ingin bilan
ingung, tetapi ia tetap
i aku cari ternyata sudah ada di hadapanku. Aku ingin memberi kesempata
mun bahagia. "Aruna... aku... aku nggak tahu harus bilang apa. Terima kasih
hirnya, setelah sekian lama ia merasa sepert
n suasana yang begitu damai, Aruna merasa bahwa babak baru dalam hidupnya telah di
*
a merasa aman dan dicintai sepenuhnya. Ia bukan hanya pasangan yang menyenangkan, tetapi juga sahabat yang selalu
lan di taman yang dulu sering mereka kunjungi, Jati
u yang ingin aku t
dengan penuh rasa p
kecil yang tampak sederhana namun elegan. Aruna terkej
kamu tahu betapa aku serius dengan hubungan kita. Aku ingin
wa Jati adalah sosok yang benar-benar ia inginkan di sampingnya, sosok y
mengangguk sambil tersenyum b
ar mereka. Di bawah langit sore yang indah, mereka berdua berjanji unt
benar dicintai dan dihargai. Masa lalunya mungkin akan tetap menjadi bagian dari dirinya, tetapi kini ia tahu b
an, melangkah ke masa depan yang