icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
PUJANGGA KECIL

PUJANGGA KECIL

Penulis: Nagareboshi
icon

Bab 1 Benih Rindu

Jumlah Kata:1009    |    Dirilis Pada: Hari ini14:38

ya bermain bola. Dia mengenakan kemeja biru muda yang sedikit kebesaran, rambutnya rapi meski tampak sedikit beran

ceria, memecah keheningan. "Kenapa k

pala. "Aku lagi ada i

-kata. Kenapa tidak coba main bola saja?" Rudi ber

h suka bermain dengan kata-kata. Lagipula,

mata, penasaran.

nya, wajahnya memerah.

?" Rudi menatapnya dengan

api aku tidak tahu bagaimana mengungkapk

cil? Kamu harus berani! Ay

g. "Tidak, aku masih belum siap. Apa p

dan jatuh cinta padamu!" Rudi terse

pis rasa gugupnya. "Mungkin... tap

an menertawakan puisi! Dia baik hat

anannya mulai menulis, "Sari, cahaya pagi yang menyinari hariku..." I

ri sedang berjalan menuju lapangan dengan senyuman ceria, rambutny

lis puisi lagi?" Sari berta

memerah. "Iya... hanya

tahu tentang apa?" Sari m

inar. "Eh, ini tentang... tentang keindahan...

tidak sabar untuk mendengarnya

rat. "Mungkin... mungkin besok, saat tugas kel

erbalik, melanjutkan langkahnya, men

, kesempatanmu! Kamu ha

atu dalam jiwanya. Dia tahu, besok akan menjadi hari yang menentukan. Dengan semang

sunyi, benih rindu mulai tumbuh dalam

kirkan puisi yang telah ditulisnya. Kata-kata dalam puisi itu terasa hidup, tetapi bayangan teman-te

" katanya pelan.

h ke kelas dengan perasaan berdebar, melihat teman-temannya b

siap?" Rudi be

ka bukunya, melihat kembali puisi yang ditulisnya. Setiap kata menggambarkan perasaannya yang m

hati berdebar. Teman-teman sekelasnya mulai be

akan mendengarkan puisi dari

panggung pertunjukan, semua mata mengawasinya. Jantungnya

ntang seseorang yang sangat spesial bagi

di belakang, Budi menarik napas dalam-d

lai m

pagi yang meny

ai embun yang m

awa dan

odi indah d

teman sekelasnya tertawa pelan, tetapi i

dunia ter

membawa ha

p kata yang

tar, mencintai

t wajahnya, melihat ekspresi teman-temannya. Dan ketika matanya berjumpa de

ari berteriak, dan beberapa tema

ka bahwa puisi itu akan mendapatkan respon posi

isa!" Rudi berbisik saat semu

siswa baru yang tampak sedikit sombong, berdiri dan berkomentar, "Tapi i

i. Tapi sebelum ia bisa merespons, Sari berdiri. "Tunggu, Anton! Budi be

Sari membela dirinya, dan hati

semua orang punya keberanian untuk mengeks

k peduli. Sari menatapnya dengan senyuman, da

teman mulai berkumpul di sekeliling Bud

at! Harus sering-sering baca p

anya," Budi menjawa

ekat. "Aku sangat suka puisimu, Budi

ah. "Terima kasih, Sari. I

tidak hanya tumbuh untuk puisi, tetapi juga untuk Sari. Sepertinya, langkah pertama tel

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka