PUJANGGA KECIL
at baru membara dalam dirinya. Dia ingin menulis lebih banyak, dan
man itu dipenuhi oleh bunga-bunga berwarna-warni dan pohon-pohon rindang yang memberikan keteduhan
enemukan inspirasi," gumamnya, meng
enggerakkan daun-daun, menciptakan melodi alam yang menyentuh jiwanya. Ia menuliskan
bisik pad
dalam h
asaanku pad
ang tepat untuk
tawa cerianya. Budi teringat ketika Sari berdiri membela puisinya di depa
u terinspirasi, pasti ada banyak l
man sekelasnya, tertawa dan berlari-lari kecil di antara bunga-bunga. Hatinya berdegup kencang melihatnya. S
perti bunga d
hariku dengan w
semuanya me
ni hanya milik
a, menghampiri. "Apa yan
i di tangan terasa berat. "Oh, aku... hanya menca
asaran! Boleh lihat?" Sari m
n mengecewakan Sari. "Hmm, ini hanya sketsa, tidak
engan suara lembut. "Ini indah, Budi! Kau benar-benar memiliki ba
engekspresikan apa yang kurasakan," jawab
bisa duduk di sini bersama. Taman ini
ua duduk di bangku yang sama, dan Sari mulai me
nulis puisi?" tanya
enjelaskan. "Seperti ketika aku melihat sesuatu yang indah, aku ingin membagikann
itu seperti menyimpan bagian dari dirimu dalam kata-kata. Kada
ng kutulis adalah bagian dari diriku, dan s
u buat selanjutnya?" tanya Sar
etik bersamanya. "Mungkin puisi tentang... te
? Seperti... tentang
ekadar itu, Sari. Tentang bagaimana kau me
tidak sabar untuk membacanya. Dan Budi... te
a menyadari bahwa puisi bukan hanya tentang kata-kata, tetapi tentang perasaan yang mendalam. Dia bertekad untuk menuli
ahan alam dan senyuman Sari, inspirasi seja
. Mereka berbicara tentang hobi, mimpi, dan cita-cita. Di tengah percakapan, Budi merasakan
hal di dunia ini, apa yang akan kamu pilih?" ta
kebahagiaan. Seperti saat kita bisa be
ang berasal dari hal-hal sederhana. Seperti berbagi ta
memahami apa yang ia rasakan. "Dan kau tahu, saat
awa. "Tapi aku senang mendengarnya. Kita mem
catatannya dan mulai menulis beberapa baris
alah tawa yang
tik yang kita l
ntari di p
gat dalam s
ya berseri-seri. "Budi, ini luar biasa!
"Aku merasa terinspirasi karena kamu. Tanpamu, mun
ang pujangga. Aku harap kamu bisa terus me
ah dunia di sekitar mereka menghilang. Hanya ada mereka berdua di taman yang penuh
beruntung bisa mengenalmu. Kamu adalah teman
ang. "Aku juga merasa beruntung, Sari. Kamu m
kesepian meski dikelilingi banyak teman. Tapi ketika ber
merasakannya. Kita bisa berbagi segalanya. Seperti puisi
mengikuti lomba puisi? Aku yakin kamu akan
uh itu," Budi menjawab, sedikit terkejut. "T
bantumu mempersiapkan. Kita bisa bekerja
ri kita lakukan. Tapi aku butuh dukungan dari
akan jadi penonton setia d
ang tema puisi yang akan ditulis Budi untuk lomba. Budi merasa lebih dari sekad
tang kebahagiaan, tentang momen kecil yang kita bagi dan bagaimana itu m
an kebahagiaan dengan keindahan alam, tentang warna-warn
n, menciptakan nuansa hangat di taman. Mereka berdua duduk di bangk
sedia berbagi momen ini denga
rima kasih untuk setiap momen yang kau berikan. Setiap
dak sabar untuk melihat puisi yang akan ka
ingnya, ia merasa siap menghadapi tantangan baru. Sebuah perjalanan baru akan dim
ambu