icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PUJANGGA KECIL

Bab 3 Puisi Pertama

Jumlah Kata:1264    |    Dirilis Pada: Hari ini14:39

ama Sari di taman, ia merasa termotivasi untuk menyelesaikan puisi pertamanya. Dalam waktu singkat, Budi sudah menulis

uku catatan yang penuh coretan. Ia terus mengedit puisinya, menambahkan kata

alah tawa yang

tik yang kita l

ntari di p

gat dalam s

maian saat kata-kata itu mengalir. Dia tersenyum bangga, merasa ba

da diri sendiri, "puis

i depan kelas. Ia mempersiapkan diri dengan mengingat kembali semua nasihat Sari. "Ingat, Budi, kamu hanya

lihat Sari duduk di tempatnya, tersenyum penuh dukungan. Den

, suaranya sedikit bergetar. Kelas yan

bacakan puisi pertamaku. Semoga kalian suka

u catatannya da

alah tawa yang

tik yang kita l

ntari di p

gat dalam s

makna di balik setiap bait, ia merasakan keyakinan yang tumbuh dalam

jati ada di

hariku dengan w

ini, kutua

, sahabatku,

Budi menunggu, jantungnya berdegup kencang, takut akan reaksi teman

snya yang selalu ceria. Yang lain ikut bersorak, membe

Budi tersenyum, merasa beban

angannya. "Aku bangga padamu,

is lebih banyak puisi," tamb

jal. "Apakah mereka benar-benar menyukai puisiku, atau hanya sekadar meng

ebar. "Kalian tahu, Budi telah menunjukkan betapa kuatnya sebuah puisi

h membayangkan akan mendapatkan sambutan yang begitu hangat.

erkenal suatu hari nanti," bisik Sari

ak akan pernah berani membacanya," Budi menjawab denga

Setiap langkahnya dipenuhi rasa percaya diri. Dia mulai membayan

rinya, tetapi juga menemukan kekuatan dalam persahabatan yang mendalam. Dalam hatinya, ia bertekad untuk terus menulis

asih bersemangat membicarakan puisinya. Beberapa dari mereka m

cakan? Sangat keren!" Dika berseru.

ngkin kita bisa membuat kumpulan puisi bareng," R

sih, guys! Aku sebenarnya sangat nervous saat membacanya. Ta

sudah bekerja keras untuk itu. Dia sangat berbakat! Aku

lam. "Aku hanya mencoba mengekspresikan apa yang ku

uk duduk di taman, di tempat yang sama ia dan Sari menghabiskan waktu beberapa hari yang lalu. Dengan catat

tiba-tiba muncul di hadapannya. "Hii, pu

mu datang. Apa kabar?" Budi menga

ng kamu tulis. Sepertinya kamu begitu fok

ku hanya mencoba menulis beberapa bait ba

?" Sari meminta

ian ia menyerahkan catatan it

ah selesai, ia menatap Budi dengan penuh kekaguman. "Ini luar biasa, Budi

diran mereka membuat hidup kita lebih berwarna,"

menangkap emosi seperti itu. Ini bisa jadi puis

bagaimana menghiburku. Terima kasih, S

bisa bekerja sama untuk membuat puisi ini semakin se

a bisa melakukan sesi latihan membaca puisi bers

engar setia. Siapa tahu, mungkin aku juga bisa ikut lomba

isi," Budi menjawab, membayangkan momen-momen

ahas puisi, dan saling berbagi inspirasi. Budi merasa seolah setiap kata yang ia tulis semakin meng

si untuk menulis puisi baru yang lebih dalam, m

kita, kute

samaan, kuh

sinar dal

batku, kau

t yang sama, dia merasa khawatir. "Apakah aku sudah terlalu jauh?" pikirnya. "Apakah

t untuk membacakannya. Dia bertekad untuk terus menulis dan belajar, dengan h

a salah mengungkapkan perasaannya. Namun, dia tahu satu hal: apa pun yang terjadi, dia tidak akan berhenti menulis, karena setiap ka

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka