SATU MALAM SERIBU LUKA
in meningkat. Rina, dengan instingnya yang tajam, mulai menangkap perubahan dalam diri Arman. Senyumnya ya
aduk adonan kue di piringnya, tetapi tidak pernah benar-benar makan. "Arman," katanya
gannya dari piring ke wajah Rina. "Aku baik-baik
penuh pertanyaan. "Kalau kau butuh waktu unt
awab Arman, berusaha meyakinkan dirinya sendiri lebih dar
berat. Rina adalah wanita yang sangat pengertian, dan semakin ia berusah
Dia berusaha keras untuk tidak mengingat wajah wanita itu, tetapi setiap kali ia menutup mata, kenangan m
nya. "Hey, Arman! Kau tampak seperti mel
ku baik-baik saja. Hanya se
yang akan kita kerjakan. Pastikan kau tidak terlal
cemasannya. Setelah beberapa menit berbincang, Sandi
an, Arman menerim
mu. Kapan kita bi
wa balasan atas pesan ini dapat menghancurkan semua yang ia miliki. Namun, hatiny
ang tamu, membacakan buku. Melihat senyumnya, rasa bersalahnya kembali
u?" tanya Rina, meletakkan bu
denganmu?" Arman mencoba mengal
besok. Bagaimana kalau kita masak bersama?" Rina tersenyum
i!" jawab Arman, meskipun di
a iklan muncul, Rina beralih menatap Arman dengan tatapan tajam. "Arman, apakah
bilang aku baik-baik saja. Hanya
olong beri tahu aku. Kecurigaan ini mulai mengg
gangguk, berusaha menyakinkan Rina bahwa ia tidak akan mengecewakannya. "Aku b
, tetapi jangan biarkan aku merasakan bahwa ada jarak
Lara dan kembali fokus kepada Rina. Namun, bayangan malam itu terus menghantuinya. Ia tahu b
terlelap, Arman hanya bisa menatap langit-langit, merasa semakin terperangkap dalam kebohongan
a semakin sulit ketika kecurigaan Rina semakin mendalam. Setiap interaksi dengan Rina terasa seper
atatan dan pena. Di hadapannya, terdapat berbagai catatan dan diagram yang tampaknya adalah rencana u
?" tanya Arman, berusaha menampakkan
kita bisa pergi ke pantai, hanya kita berdua. Kita butuh waktu unt
sisi lain, ia tahu itu adalah cara untuk lebih memperdalam rasa bersalahnya. "Itu
beristirahat, Arman merasa tidak tenang. Ia meliha
bertemu lagi? A
esalan. Namun, godaan untuk membalasnya sangat kuat. Dalam satu mome
a, Rina mencur
mudian, balasan
embiarkan ini berakhir.
ngan Lara hanya akan memperburuk keadaan, tetapi pikirannya masih dipenuhi de
enonton TV. Rina duduk di sampingnya dan mengelus tangannya.
mikirkan proyek di kantor," jawa
ita perlu berbagi. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, a
dan di saat yang sama, ia merasa semakin jauh dari janjinya. "Aku tahu, Rina. Mu
ambil ponsel dan melihat nama Lara di layar. Jantungnya berdegup kencang. Arman merasa seperti terjebak
annya, membuatnya terjaga dar
" jawab Arman terbata-bata. Ia ti
ian. "Kau tahu, kita bisa saling be
k," jawab Arman, menyadari betapa ia telah
at di hatinya. Ia tahu bahwa kecurigaan Rina akan terus ada jika ia tidak jujur. T
i mobilnya dan melihat cermin. "Apa yang kau lakukan, Arman?" tanyanya
nta, Arman hanya bisa tersenyum lemah. Ia tidak lagi merasa nyaman dalam percakapan seperti itu. Rasa bers
menunggu di ruang tamu, mempersiapkan makan malam yang istimewa.
ekan ini dengan sesuatu yang spesial. Aku sudah
jadi. Ia tahu ia tidak bisa terus hidup dalam kebohongan ini. Mungkin saatnya u
man merasa siap untuk menghadapi kenyataan, me
ambu