Suami Magnetis
ri tubuh ini. Malu karena sudah bertindak sembrono pada atasanku, t
ma perbaiki dulu riasan wajah. Setelah itu, aku balik badan, mengangkat rambutku yang terurai panjang. Untung saja pa
h mema
las karena kemeja putih yang aku kenakan basah akibat
*
ah seperti artis yang
ragukan, tapi apa dia perlu melakukannya sekar
i berbentuk ember dengan bagian atasnya datar, biasa disebut sebagai bucket
Malik beranjak dari kursinya menuju tempatku. Dia
nyembunyikan wajah yang bengkak akibat menangis seharian
erlihat cantik." Pa
g terlihat cantik setelah menangis seharian. Bapak
dia bawa dari kamar, warnanya lebih gelap dari yang ak
*
membereskan peralatan makan la
, Pak?"
adi malam ini dia menyuruhku untuk menebus
unit samping, kapan say
ap h
p malam saya harus memasak untuk Ba
ofa!" Dia me
Jangan laku
alik dengan sembrono di ruangan CEO. Jangan-jangan dia t
ndah sana!" Pak Malik menu
ekat, menaruh
f karena tadi siang
kamu lakukan?" Wajah
encium Anda
lebih baik tiduran saja." Pak
akukan ini, Pak." Ak
ntuk menghentikan perkataan Anda karena saya pikir Bapak akan me
embuskan napasn
hun. Namun sepertinya kamu melihatku sebagai bos galak ya
celananya. "Saya cuma mau mengompres mata kam
lagi pada beliau
k." Diri
egasan kalau saya adalah bos yang galak.
n beg
ku kira Pak Bos akan menodaiku, dan jika aku menolak
rintah Pak Bo
buka kacamata
dia meletakkan mentimun yang sudah diiris tipis di kelopak mataku. Setelah i
gin,
juga akan terasa lebih segar, kulit tetap terjaga kekencangannya dan pori-pori akan ter
yang benar dong. Masa pori-pori waj
berkata dengan manis ke mereka?" Aku melihat wajah Pak Malik yang teduh
a merapatkan wajahnya padaku, jara
a sa
ia kembali menutup mataku menggu
langsung dari sumbernya, perempuan y
ia
entar. "Nona Ro
lu bilang 'jangan pura-pura
es mulai dari dahi dengan gerakan kiri ke kanan, kemudian
anya kalau berbicara dengan perempuan, kosa
ng mana?" Masih ta
ona Rosiana bentuknya seperti kuaci, sep
" tanya
kritik dia karen
ya itu respons ya
mat yang menyakitkan bagi perempuan, saya ulangi lagi, Pak
n memegang garpu dan pisau. Beberapa kali pisau yang digunakan jatuh di
sal jangan membahayakan orang lain. Saat berada di lantai dansa, dia
nya meraih gelas yang berisi anggur merah dan menumpahkan c
bih lagi di area sensitif seperti bagian dada, namun tidak seharusnya dia
cara frontal, padahal kami baru pertama bertemu. Lebih kesal lagi karena dia minta ganti paka
anita lain, namun tanpa bertanya pada beliau lebih d
hanku. "Maaf Pak. Saya tidak tahu kalau gaun itu milik o
alik mengangkat mentimun di kelopak mataku
sini," ucap lelaki itu yang mem
*