Bayang Hitam Sang Jenderal Tirani
kan senjatanya. Ia menyilangkan tangan di dadanya, su
i yang Zane ingat. Meskipun aura liciknya tak pernah hil
berjalan mendekati Zane sam
ru saja menghabiskan waktu di tempat yang lebih menarik dar
i. "Maaf, Tuan. Dia adalah orang yang menyeba
Reed," potong Zane, tanpa meni
nakal. "Oh, aku hanya ingin memastikan kau masih in
sa menahan senyum yang pe
mbil menggelengkan kepala. "Aku
kan senjata, tampak bingun
ng tegas, sambil melangkah maju. "Dia te
asih dengan raut wajah tak percaya. "M
dingin, meski tidak ada kemarahan dalam suaranya.
k hormat, dan pergi dengan cepat, begitu pula para prajuri
Atau kau akan kehilangan sahabatmu ya
erangga. Ia pun mengajak Kai kembali, auranya
?" tanya Zane, menyandarkan tubuhnya
ri pakaiannya. "Cukup untuk tahu kalau kau masih suka bermain api,
a. "Jadi, maafkan aku jika sebenarnya, aku hanya mencari kesenangan di i
ai dan mengangkatnya dengan mudah. Tubuh Kai yang ramping teran
aling berharga," gumam Zane, ma
kalan berantakan, dan kau di sini te
ya itu. Dia memang menembak tank itu, tapi kalau soal m
! Itu... bukan aku!" Kai menepuk-nepuk tangan Zane y
ke? Jangan langsu
inya melonjak. "Kau yakin? Kau selalu punya cara membu
ak serius meski sedikit bingung. "Serius, Zane. Kali ini bukan aku.
memang terkenal usil, tetapi mematikan seluruh sistem pangkal
Aku bahkan merasa aneh. Sumpah, aku hanya iseng membuat l
diri di tanah. Emosinya mulai mereda, tetapi kecurigaannya belum h
, merapikan kerah bajunya yang
lu kudukku merinding... Aku merasa ada yang ane
ada yang mencoba sabotase markas, ini jauh lebih serius. Zane
n tahu apa yang sedang dipikirkann
l, aku tidak ingin kita k
ah ragu. Tapi satu hal pasti: ada ancaman yang
ikiran tiba-tiba muncul di kepalanya.
at-cepat menepis pikiran itu. "Marcus? U
rjodohan yang dia atur, kan? Mungkin d
wajahnya dari Kai dan menatap jauh ke depan, menyad
sakan oleh ayahnya, dan Zane telah menentangnya habis-habisan. Marcu
m Zane pelan, tetapi dalam hatinya, ia tahu
si ini. "Well, kalau kau bisa menentang Marcus Thorn, aku yakin dia
g amarahnya teralihkan. "Ini tidak masuk akal. Ayahku men
ia. Dan kau melawan dia, kan? Baginya, ini mungkin hanya cara halus untuk mengingatkanmu tentang
n ketidaknyamanan tentang situasi perjodohan itu. "Aku sudah bilang, aku tidak akan men
dian tertawa terbahak-baha
an kepala. Zane memutar matanya, menyesali
hkan dengan seseorang yang l
a serius. "Dia menganggap cinta adalah kelemah
ka kau bisa memahami cinta. Bukankah itu hanya untuk ora
mahan. Aku ingin hidupku sendiri, bukan h
"Tapi, apakah kamu akan melawan selur
ku tidak ingin berperang melawan dia. Ini bukan hidup yang kuinginkan. Aku harus
ane. Baiklah, aku punya satu ide." Dia mendekatkan wajahnya ke arah Zane, ma
tap Kai penuh tanya, menung
, suara pintu berderit terdengar dari l
eee
tok,
an postur tubuhnya, bersiap
au akan berterima kasih padaku nanti, Zane. Tapi untuk